https://www.elaeis.co

Berita / Lingkungan /

450 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Kampar

450 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Kampar

450 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Kampar


Pekanbaru, Elaeis.co - Banjir bandang terjadi di Desa Ludai, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Sebanyak 450 jiwa penduduk setempat terpaksa mengungsi karena terdampak banjir tersebut.

Selain 450 jiwa terdampak, banjir juga menenggelamkan 20 unit rumah, satu unit sekolah.

"Satu bangunan musholla, dan sejumlah fasilitas umum rusak akibat diterjang banjir berlumpur itu. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut," ujar Kepada Pusat Pengendalian Informasi dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, Adi Chandra, Jumat (3/9).

Korban banjir bandang di Ludai saat ini sangat membutuhkan bantuan, terutama bahan pangan. Dia mengatakan bantuan itu menjadi kebutuhan penting karena Ludai sendiri merupakan sebuah desa yang terletak jauh di hulu Sungai Subayang. 

Akses sungai menjadi satu-satunya jalur yang bisa ditempuh. Untuk menuju desa itu harus menyusuri sungai Kampar selama lebih dari tiga jam lamanya dari Desa terdekat, Gema. 

PT Perkebunan Nusantara V yang mendapat informasi tersebut bergerak cepat. Bersinergi dengan BPBD Kampar, perusahaan menyalurkan ratusan paket sembako kepada korban banjir. 

"Saat ini masyarakat di sana sangat membutuhkan bantuan, di antaranya bahan pokok," kata Adi.

Adi mengatakan PTPN V merupakan korporasi pertama yang mengulurkan tangan kepada masyarakat Ludai. Warga setempat menggantungkan hidup sebagai penyadap karet dan nelayan. 

"PTPN V menjadi perusahaan pertama yang mengulurkan bantuan kepada korban," ujarnya. 

Bantuan sembako yang diterimaw warga dalam bentuk beras, gula, minyak makan dan mi instan tersebut disalurkan PTPN V ke BPBD Kampar dan akan segera didistribusikan ke masyarakat Desa Ludai.

Desa Ludai sendiri merupakan Desa tertua di Kabupaten Kampar. Terdapat 450 jiwa dengan 135 KK yang hidup di Desa tersebut. Sebagian besar mereka menyadap karet dengan upah sangat minim. 

Topografinya dikelilingi dengan perbukitan dan hutan. Akses yang jauh dari ibu kota dengan jalur air sebagai satu-satunya sarana transportasi, serta listrik yang hanya menyala dari pukul 6 sore hingga 10 malam, menjadi tantangan tersendiri untuk menyalurkan bantuan.

"Akses ke sana cukup sulit. Harus menyusuri sungai dengan sampan selama lebih kurang tiga hingga tiga setengah jam. Blank spot. Tidak ada signal. Tapi bagaimanapun bantuan ini akan segera kita kirimkan," kata Adi.

Menurut Adi, Pemkab Kampar dan BPBD telah meninjau lokasi banjir. Walau banjir saat ini telah surut, tapi bencana yang rutin datang saat musim penghujan tiba itu, harus terus diwaspadai.

"Kita himbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Kampar segera memasuki periode musim hujan mulai September ini," jelasnya.

Dia juga mengimbau agar warga menyiapkan diri untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam beberapa bulan ke depan. 

"Kami berharap, tahun ini kita tidak mengalami banjir, namun semua harus tetap waspada," imbuhnya.

Sementara itu Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K Santosa berharap bantuan tersebut dapat meringankan beban masyarakat Desa Ludai yang menjadi korban banjir bandang. 

"Semoga bantuan ini bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang tengah berjuang memulihkan keadaan pasca banjir di Desa Ludai," katanya. 

Jatmiko yang juga Ketua GAPKI Provinsi Riau itu mengatakan bahwa bantuan tersebut merupakan bentuk kehadiran PTPN V sebagai perusahaan milik negara ke tengah masyarakat.

Dia mewakili seluruh karyawan PTPN V turut mendoakan agar bencana yang dihadapi masyarakat dapat segera teratasi dan kehidupan warga desa kembali normal.

"Kami seluruh keluarga besar PTPN V turut mendoakan agar kehidupan masyarakat kembali normal," ujarnya.

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :