https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

65.000 KK di Daerah ini Keluar dari Garis Kemiskinan Berkat Sawit

65.000 KK di Daerah ini Keluar dari Garis Kemiskinan Berkat Sawit

Asisten Perekonomian Setdakab Inhu, Paino (kanan) saat menyerahkan sertifikat RSPO kepada Asosiasi Karya Serumpun. Foto: elaeis.co/Hamdan


Rengat, elaeis.co - Komoditas kelapa sawit berperan penting bagi perekonomian warga di Kabupaten Indragiri Hulu (inhu), Provinsi Riau. Perputaran uang di industri sawit mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan di daerah itu.

“Sebagai industri padat karya, jutaan masyarakat di daerah ini bergantung secara ekonomi dari pertanian khususnya sektor perkebunan kelapa sawit,” kata Paino, Asisten Perekonomian Setdakab Inhu, saat menghadiri acara Hari Temu Tani yang ditaja oleh Yayasan Widya Erti Indonesia (WEI) bersama Asosiasi Karya Serumpun, kemarin.

Menurutnya, sesuai data yang dihimpun, ada sekitar 65 ribu kepala keluarga (KK) petani sawit mandiri yang hidup di pedesaan secara berkelompok maupun perseorangan di daerah itu telah keluar dari garis kemiskinan berkat kelapa sawit.

Melihat kontribusi sawit yang sangat signifikan, mantan Kepala Dinas Perkebunan Inhu itu berharap pemerintah pusat segera mencarikan solusi atas nasib petani yang terlanjur menanam kelapa sawit di kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK).

“Sekitar 13 ribu hektare kebun kelapa sawit swadaya di Inhu masuk dalam kawasan HPK, dan ini menjadi atensi bagi kita bersama untuk mencarikan solusinya supaya pembangunan berkelanjutan perkebunan sawit tidak terganjal,” sebutnya.

Menurutnya, para petani yang berkebun di kawasan HPK saat ini resah karena tak bisa memanfaatkan dana yang dikelola oleh Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam mendukung keberlanjutan perkebunan kelapa sawit seperti peremajaan sawit rakyat (PSR).

“Sebab, salah satu syarat untuk mendapatkan bantuan dana dari BPDPKS adalah legalitas kebun. Harus di kawasan hak penggunaan lain (HPL),” jelasnya.

Dia mengapresiasi yayasan WEI yang membantu petani memperbaiki budi daya tanaman kelapa sawit. “Perlu adanya pendampingan dalam peningkatan taraf hidup masyarakat khususnya di daerah marjinal dan pedesaan. Program pendekatan Sekolah Lapangan Kelapa Sawit (SLKS) yang ditaja Yayasan WEI telah berhasil membawa petani sawit anggota Kelompok Tani Karya Serumpun menjadi lebih baik,” tukasnya.

Salah satu bukti suksesnya SLKS tersebut adalah anggota Karya Serumpun mendapatkan sertifikat RSPO. Sertifikat tersebut diserahkan langsung oleh Paino kepada Juliono sebagai Ketua Kelompok Tani Karya Serumpun. 


 

Komentar Via Facebook :