Berita / Sumatera /
Abu Tankos Mengandung 56 Persen Unsur Hara Baik Untuk Tanaman Sawit
Bengkulu, Elaeis.co - Ternyata abu tandan kosong (tankos) Kelapa Sawit mengandung 56 persen unsur hara yang baik bagi pertumbuhan tanaman sawit. Bahkan dari total tersebut sekitar 30 persen mendukung produksi buah kelapa sawit.
Menurut Pengamat Pertanian Bengkulu, Zainal Muktamar, abu tankos memiliki kandungan sekitar 56 persen unsur hara yang baik untuk tanaman kelapa sawit. Sebab abu ini mengandung sekitar 30% kalium oksida (K2O) dan 26% natrium oksida (Na2O).
"Kandungan K2O yang tinggi dalam abu tandan kosong kelapa sawit memainkan peran penting dalam meningkatkan produksi buah sawit," ujar Zainal, Minggu 21 April 2024.
Baca Juga: Harga CPO Turun di Indonesia, Stabil di Malaysia
Mengapa kalium oksida begitu vital? Menurut Zainal, K2O adalah unsur hara yang esensial bagi pertumbuhan kelapa sawit. Kekurangan unsur ini dapat menghambat pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
"Oleh karena itu, penggunaan abu tandan kosong kelapa sawit yang kaya K2O dapat memberikan manfaat signifikan bagi petani sawit," tambahnya.
Namun, penggunaan abu tandan kosong kelapa sawit harus dilakukan dengan hati-hati sesuai pedoman otoritas pertanian setempat. Terlalu banyak penggunaan abu bisa berdampak negatif pada tanaman, sehingga dosis yang tepat sangat penting.
"Walaupun ini terkesan organik, tapi tetap memakai aturan dosis yang berlaku, karena ini juga bahan kimia," ungkap Zainal.
Baca Juga: Nilai Dolar Menguat, Harga CPO Malah Melempem
Dalam upaya menggali lebih dalam potensi abu tandan kosong kelapa sawit, Zainal mengungkapkan bahwa penelitian lanjutan akan terus dilakukan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa abu ini efektif dalam meningkatkan produksi buah sawit.
"Kami akan terus melakukan penelitian untuk memastikan bahwa abu ini bisa efektif dalam meningkatkan produksi buah sawit," katanya.
Dengan temuan menarik ini, abu tankos kelapa sawit dipandang memiliki peran yang signifikan dalam mendukung industri kelapa sawit dan pertanian di wilayah Bengkulu. Semoga informasi ini dapat menjadi panduan bagi petani dan peneliti dalam upaya meningkatkan produksi buah sawit secara berkelanjutan.
Komentar Via Facebook :