Berita / Kalimantan /
Agustus, Pekebun Diminta Lebih Waspada
Tana Grogot, Elaeis.co – Bulan Agustus merupakan periode rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Paser. Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kalimantan Timur (kaltim) mengajak petani dan pekebun sawit di Kabupaten Paser agar bijak dalam mengelola lahan perkebunan karena musim kemarau diperkirakan mulai masuk pada bulan Agustus ini.
"Kami terus melakukan sosialisasi kepada kelompok tani di sejumlah kabupaten termasuk Paser agar bijak dalam membuka maupun mengelola lahan, yakni tidak melakukan pembakaran," kata Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Disbun Kaltim, Asmirilda, dalam keterangan resmi Disbun Kaltim.
Dia juga mengajak anggota Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) Kabupaten Paser menjadi motor sosialisasi larangan membakar lahan di daerah itu.
“Saat musim kemarau, jumlah biomassa kering lebih banyak ketimbang musim hujan sehingga jika ada pekebun yang membakar lahan, tentu dikhawatirkan apinya membesar dan merembet ke lahan lainnya,” paparnya.
Sosialisasi larangan membakar lahan ini, lanjutnya, juga sebagai upaya menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK). “Terdapat tiga basis dalam upaya menurunkan emisi GRK, yakni berbasis lahan, pengolahan limbah, dan berbasis asap,” jelasnya.
Disbun Kaltim sendiri, katanya. terus melakukan pembinaan dan sosialisasi untuk menyegarkan kembali semangat anggota KTPA dan instansi yang terkait dengan perkebunan dan penanggulangan karhutla. Di Kabupaten Paser, kegiatan sosialisasi dan pembinaan KTPA digelar pekan lalu di kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Paser Belengkong.
Peserta yang hadir dalam giat tersebut sebanyak 30 orang yang berasal dari perwakilan Dinas Perkebunan dan Peternakan Paser, perwakilan KTPA, Brigade Peduli Api Kabupaten Paser, Kepala BPP Paser Belengkong dan perwakilan perusahaan perkebunan setempat.
Dari sosialisasi ini diharapkan petani pekebun semakin sadar terhadap beberapa hal, seperti tidak melakukan pembakaran saat pembukaan lahan pertanian maupun perkebunan sehingga dapat mengurangi pemanasan global atau emisi GRK.
"Sosialisasi dan pembinaan KTPA, sekaligus ajakan tidak membakar saat pembukaan maupun mengolah lahan, merupakan hal yang penting untuk mengurangi emisi GRK. Sekaligus untuk mewujudkan pembangunan perkebunan yang berkelanjutan," ucap Asmirilda.
Komentar Via Facebook :