Berita / Nusantara /
Airlangga Yakin Fundamental Ekonomi Indonesia 2022 Sehat
Jakarta, Elaeis.co - Sejumlah kebijakan yang dibikin pemerintah dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional diyakini telah berada di track yang benar.
Bahkan menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, penanganan krisis di tengah pandemi Covid-19 lebih baik dari pada penanganan krisis di tahun 1997-1998 dan tahun 2008.
Airlangga mengatakan, dari sisi pemulihan ekonomi, Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia sudah berada di atas 100 yakni pada angka 118,5. Ekspor Indonesia pada kuartal ke III tahun 2021 naik 29,16%, sedangkan impor naik 30,11%.
Indonesia juga memiliki cadangan devisa yang cukup tinggi yaitu di atas USD 140 miliar dan neraca perdagangan secara akumulatif surplus sebesar USD 34,32 miliar.
“Penanganan krisis akibat Covid-19 dalam 1 tahun sudah bisa recover sehingga ini memberikan sinyal bahwa fundamental ekonomi kita masih sangat baik,” tutur Airlangga dikutip Elaeis.co dari keterangan resminya, Minggu (2/1).
Hal tersebut lajut Airlangga, juga diakui oleh World Bank yang menilai bahwa saat ini Indonesia memiliki Kebijakan Fiskal yang prudent dan juga memiliki kebijakan Moneter yang tepat, termasuk reformasi struktural yang dilakukan secara masif sehingga dapat menarik investor.
“Dibandingkan dengan berbagai emerging countries, Indonesia juga stand out karena beberapa kebijakan yang dibuat,” kata Menko Airlangga.
Sementara itu, Menko Airlangga mengatakan bahwa kembalinya indeks saham menjadi suatu hal yang sangat positif, apalagi sebagian besar nasabahnya adalah sektor retail atau individual.
“Sehingga pasca-Covid-19 ini, pasar modal secara struktur lebih kuat. Kemudian ditambah lagi kita sudah punya Sovereign Wealth Fund yang diberi modal oleh pemerintah, dan ini yang menjadi buffer bagi capital market ke depan,” ujar Menko Airlangga.
Terkait dengan investasi, beberapa hal yang dilakukan Pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional telah mendorong masuknya investasi lebih dari Rp5.000 triliun. Sementara itu dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus terutama di sektor yang pertumbuhannya tinggi selama pandemi, seperti Nongsa Digital Park, termasuk juga di sektor renewable energy, seperti solar farm, juga banyak diminati oleh investor.
Terkait dengan kebijakan The Fed, Menko Airlangga menegaskan bahwa Indonesia masih memiliki buffer untuk menahan karena selama ini tingkat suku bunga di Indonesia relatif delta-nya tinggi. “Jadi kita harus tetap berbasis pada fundamental yang sifatnya regional sentimen,” kata Menko Airlangga.
Sementara itu, adanya Forum G20 di Indonesia diharapkan akan efektif memacu tenaga kerja hingga konsumsi. Menko Airlangga mengatakan forum ini akan memberikan multiplier effect yang besar bagi Indonesia dan mempekerjakan sekitar 33.000 pekerja di sektor Horeka dan event untuk kegiatan tersebut.
“Presidensi G20 Indonesia ini diharapkan domestik impact-nya lebih tinggi dari pertemuan IMF dan World Bank di Bali 2018 lalu,” pungkas Ketua Umum Golkar tersebut.
Komentar Via Facebook :