Berita / Nusantara /
Akhirnya Pengakuan Internasional itu Datang Juga
Jakarta, Elaeis.co - Pemerintah Indonesia terus berupaya menyempurnakan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) agar bisa menopang pembangunan perkebunan kelapa sawit nasional yang berkelanjutan sekaligus mendapat pengakuan internasional.
Upaya itu tidak sia-sia. India, salah satu negara konsumen minyak mentah sawit atau crude palm oil (CPO) Indonesia, akhirnya mengakui sertifikasi ISPO.
Dari keterangan resmi yang diterima Elaeis.co dari pihak Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Selasa (17/8/2021), pengakuan itu diungkapkan langsung oleh Dr Suresh Motwani selaku General Manager Solidaridad India.
“India adalah negara pertama yang mengakui ISPO," kata Suresh dalam webinar yang diselenggarakan CPOPC beberapa hari lalu. Selain ISPO, India juga disebutkan sudah mengakui sertifikasi Malaysia Sustainable Palm Oil (MSPO).
Masih menurut Suresh, Pemerintah India saat ini sedang menyiapkan skema sertifikasinya sendiri. Solidaridad dan Solvent Extractor’s Association of India (SEA) dipercaya untuk membuat skema India Palm Oil Sustainability (IPOS) guna memenuhi standar keberlanjutan global.
Yang menarik, sertifikasi IPOS ternyata terinsipirasi oleh ISPO dan MSPO. "Sebagai negara konsumen terbesar, India harus menciptakan sendiri standar keberlanjutan dengan mengambil inspirasi utama dari pedoman ISPO dan MSPO,” kata Suresh.
M Fadhil Hasan dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebutkan, India merupakan negara importir CPO kedua terbesar di Asia Selatan dan sedang berkembang pesat.
Ekspor ke India diyakini akan terus bertambah mengingat negara itu telah menurunkan pajak masuk untuk minyak sawit. "Negara-negara produsen sawit pun telah menurunkan pajak ekspor atas komoditas tersebut," kata peneliti senior INDEF ini.
"Tidak heran jika situasi ini mendorong penggunaan minyak sawit berkelanjutan di India," tambahnya.
Fadhil menyambut baik gagasan untuk memperkuat kerja sama dengan India yang mencakup perdagangan, investasi, riset, dan pengembangan industri kelapa sawit yang melibatkan setiap pemangku kepentingan utama. "Sekaligus memperkuat kolaborasi dengan praktisi-praktisi lain di bidang minyak sawit," sebutnya.
Wakil Direktur Eksekutif CPOPC, Dupito D Simamora, meyakinkan pihak India kalau minyak sawit yang diimpor dari Indonesia sudah disertifikasi. "Di saat yang sama minyak nabati lainnya, seperti minyak kedelai dan rapeseed, tidak memiliki sertifikasi serupa," katanya.
Dupito optimis munculnya saling pengakuan antara IPOS, ISPO, dan MSPO, akan semakin memperkuat pemenuhan keberlanjutan produk sawit yang diimpor ke India.
Dia menegaskan bahwa sertifikasi nasional yang bersifat wajib seperti ISPO dan MSPO menunjukkan bahwa kedua negara produsen utama sawit terus berusaha meningkatkan pemenuhan unsur keberlanjutan yang tidak dimiliki minyak nabati lainnya.
”Sebagai negara produsen sawit dan juga rapeseed, sangat tepat apabila India berkontribusi bagi pembentukan standar keberlanjutan untuk semua minyak nabati bersama negara-negara utama penghasil minyak nabati lainnya,” tegas Dupito.
Komentar Via Facebook :