Masamba, elaeis.co - Berbagai cara dilakukan H Rafiuddin SH dan para pengurus DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) agar jeritan petani sawit di Kabupaten Luwu Utara (Lutra) soal anjloknya harga pembelian tandan buah segar (TBS) bisa didengar oleh banyak pihak.

Dan kini, secara perlahan, upaya Rafiuddin dan pengurus APKASINDO Lutra mulai menemui titik terang.

Mereka akan diundang oleh Komisi III DPRD setempat untuk ikut dalam rapat dengar pendapat (RDP).

"RDP-nya Selasa (10/5/2022) besok. Selain dari kami APKASINDO Lutra, akan diundang juga perwakilan dari pihak perusahaan kelapa sawit (PKS), dan juga pihak Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura & Perkebunan (DTPH Bun)," kata Rafiuddin.

Ia mengatakan, pihak DPRD mengundang berbagai pihak terkait ikut dalam RDP guna mengetahui mengapa harga pembelian TBS tidak sesuai dengan ketetapan pemerintah.

Kata dia, ternyata sebelumnya pihak DPRD telah mengadakan rapat internal yang membahas persoalan harga TBS petani.

Ia berharap RDP di DPRD Lutra akan memberikan titik terang untuk para petani sawit swadaya.

Selain itu, Rafiuddin pun berencana menyampaikan kritik ke pihak DTPH Bun dalam RDP besok.

"Terutama soal penetapan harga yang sekali sebulan dilakukan oleh pihak dinas terkait," kata pria berusia 56 tahun itu.

Seharusnya pihak DTPH Bun, kata Rafiuddin, cepat tanggap dan segera mengelar rapat untuk menyisiasati harga terbaru untuk TBS.

Selain itu, ia meminta pihak dinas terkait untuk mengambil tindakan tegas terhadap pengusaha sawit yang tidak memenuhi aturan penetapan harga yang sudah ditetapkan sekali dalam sebulan.