Berita / Serba-Serbi /
AKPY dan Sawit Center Indonesia Gelar Workshop Penguatan Kelembagaan UKMK Sawit di Jambi
Jambi, elaeis.co - Dengan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) bersama Sawit Center Indonesia kembali mengadakan Workshop Penguatan Kelembagaan UKMK Sawit: Mendorong Kemandirian Pangan dan Energi pada Selasa, (15/10 ).
Dalam siaran pers yang diterima elaeis.co, lokakarya ini diikuti 40 orang peserta (petani sawit) dari Muara Jambi, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, dan Batanghari. Dengan menghadirkan beberapa narasumber diantaranya dari Badan Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi (Sugeng Mulyono dan Fergutson Nainggolan), Sekretaris Satgas Halal/Pengawas Halal Provinsi Jambi, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jambi (Dr.Hj. Nurcahaya, S.Ag, M.Pd .I), dan masih ada lagi narasumber lainnya.
Hadir juga perwakilan dari BPDPKS, Dinas Pertanian, Bapeltan Jambi, perwakilan perusahaan PT Bahari Gembira Ria, PT Angso Duo Sawit.
Dalam pelaksanaan workshop , ada beberapa materi yang disampaikan antara lain (1) Peran BPDPKS terhadap Penguatan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK), (2) Materi penguatan kelembagaan, administrasi dan seterusnya. (3) Peran UKMK dalam industri sawit (peluang dan tantangan) dari Dinas Koperasi, (4) Praktik pembuatan sarana peningkatan produksi kelapa sawit, (5) Pengelolaan produk dan sertifikasi halal, (6) Praktik aplikasi program UKMK untuk mendapatkan dana BPDPKS, dan (7) Kebersamaan Outbond .
Pada saat memberi kata Beragam, Direktur AKPY, Dr. Sri Gunawan menyampaikan latar belakang diadakannya lokakarya tersebut.
“Diadakan di Jambi, sebab di wilayah ini terdapat lahan kebun sawit dengan luas 1.134.640 ha. Selain itu, banyak mahasiswa AKPY STIPER, dan kegiatan AKPY STIPER banyak diadakan di Jambi sejak tahun 2016. Maka, perlu diadakan kembali secara berkala dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan bahwa lokakarya tersebut bertujuan untuk penguatan kelembagaan UKMK, koperasi, KUD, kelompok tani (organisasi, administrasi, keuangan dan legalitas).
Kemudian lahirlah wirausahawan baru, UKMK di daerah sentra sawit, mewujudkan desa mandiri pangan dan energi, meningkatkan produktivitas kelapa sawit, kualitas, kuantitas dan kemitraan dengan perusahaan menjadi kuat.
“Dan yang tak kalah penting yaitu petani UKMK dapat mengakses program BPDPKS (PSR, Sarpras, ISPO dan Kemitraan,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia berharap melalui lokakarya tersebut para petani dapat memberdayakan daerahnya untuk mandiri pangan dan energi, memanfaatkan lahan pekarangan non sawit, tanpa bergantung pada luar daerah.
“Selain itu, kelembagaan UKMK sehat dan mandiri, serta dapat mengakses program BPDPKS, dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri pangan dan energi,” katanya.
Komentar Via Facebook :