Berita / Komoditi /
Alamak! Penetapan Harga Sawit di Papua Setahun Dua Kali
Papua, elaeis.co - Ketua DPW Apkasindo Papua, Albert Yoku mengatakan, di Provinsi Papua penetapan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hanya dilakukan dua kali selama satu tahun. Artinya perkembangan harga CPO tiap harinya justru tidak terlalu berpengaruh.
"Banyak pertimbangan kenapa penetapan harga hanya 2 kali dalam satu tahun. Salah satunya yakni proses mobilisasi saat panen kelapa sawit tersebut," ujarnya saat berbincang dengan elaeis.co, Kamis (3/2/2022).
Infrastruktur yang kurang memadai di wilayah Papua membuat pengangkutan TBS dari kebun ke pabrik cukup menyita waktu. Selain itu tentu Petani juga harus rela merogoh kocek lebih dalam lagi.
"Jadi ada semacam tawar menawar dari PKS, pemerintah serta petani. Sehingga kesepakatan itu diambil," katanya.
Dengan skema tersebut maka pemerintah provinsi Papua akan menghitung rata-rata harga CPO yang kemudian baru dijadikan acuan untuk menetapkan harga sawit tadi. "Tetap melihat perkembangan pasar. Jika pasar tidak ada pergerakan, maka harga juga stagnan saja," terangnya.
Kondisi tersebut diakui Albet tentu tidak sepenuhnya memberikan jaminan kesejahteraan bagi petani kelapa sawit di wilayahnya. Sebab harga TBS hanya bisa menyentuh angka Rp2.000 per kilogram. Sementara di wilayah lain sudah diangka Rp3.000/kg.
Kendati demikian, Papua memiliki potensi yang sangat bagus untuk perkembangan perkebunan kelapa sawit. Dari 5 juta hektar yang disediakan pemerintah untuk lahan sawit, baru hanya 1 juta hektar yang sudah digunakan. Artinya masih ada sekitar 4 juta hektar lagi.
1 juta hektar kebun sawit tadi sebagian besar dikelola oleh 40 perusahaan di 8 kabupaten yang ada di Papua. Kebanyakan memang kebun plasma atau PIR.
"Swadaya tidak terlalu banyak di sini. Kebanyakan ya perusahaan dengan pola plasma dan PIR," terangnya.
Komentar Via Facebook :