Berita / Nusantara /
Alasan Koperasi Berperan Vital untuk Kemajuan Petani, Nelayan dan UMKM
Katakabar.com - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mendorong peran koperasi dalam memajukan petani, nelayan dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Koperasi juga bisa menekan potensi kerugian yang dialami petani dkk.
Menteri Teten meminta petani tidak menjual hasil pertanian langsung ke pasar industri dalam jumlah besar. Sebab, banyak pembayaran tidak diterima langsung petani.
"Kalau petani langsung dengan market ini kan bayarnya mundur. Indofood bayar ke tukang bawang di Brebes saja mundur 3 bulan," kata Menteri Teten di Jakarta, Selasa (15/12).
Menteri Teten khawatir bila menggunakan pola yang sama, petani akan merugi lantaran pembayaran tertunda beberapa waktu. "Kalau semua bayar mundur, mati semua petani," sambungnya.
Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini menyatakan cara-cara tersebut sudah tidak boleh lagi dilakukan kepada petani kecil. Para petani harus memiliki sektor penghubung yang menjembatani dengan pasar secara kelembagaan.
"Makanya yang kecil-kecil ini tidak boleh berhubungan dengan market kelembagaannya," kata dia.
Maka dia menyarankan para petani kecil berkelompok atau menjual hasil produk lewat koperasi. Produk yang dijual lewat koperasi dinilai memiliki banyak kelebihan, salah satunya akses terhadap pembiayaan.
Koperasi yang dikelola petani juga bisa mengolah produk hasil pertanian sebelum dijual ke pasar. Tujuannya agar bisa memiliki nilai tambah dari penjualan produk.
"Jadi semua ini yang kita mau bangun dalam skala usaha, tentu dalam setiap model bisnisnya bisa," kata dia.
Terkait pembiayaan, Menteri Teten mengaku sedang mencari celah agar bisa mengumpulkan pembiayaan yang lebih besar. "Mudah-mudahan saya bisa lobi untuk pembiayaan yang lebih besar lagi," kata dia.
Pembiayaan Sektor Prouktif Masih di Bawah 20 Persen
Menteri Teten mengatakan saat ini akses pembiayaan usaha untuk sektor produktif masih rendah, di bawah 20 persen. Oleh karena itu pihaknya terus berupaya melakukan evaluasi agar pembiayaan untuk usaha kecil bisa terpenuhi.
"Tapi yang kita usahakan akses yang kecil mendapatkan pembiayaan itu kami terus berusaha coba mengevaluasi sistem pembiayaan ini. Apakah pembiayaan untuk UMKM ini sudah tepat belum," kata Menteri Teten Masduki.
Dia melihat sektor produksi paling kecil mendapatkan pembiayaan. Di mana, terbesar untuk UMKM sektor perdagangan.
"Kalau seperti pengrajin, yang mengolah limbah pertanian dan perkebunan, yang mengelola berbagai macam produk kriya orang pasti takut membiayai. Yang membiayai petani, peternak, nelayan kecil itu rendah masih di bawah 20 persen," ujarnya.
"Sekarang kita dorong dalam bentuk koperasi, koperasi bisa menjamin produk mereka dibeli buyer," tambahnya.
Dengan adanya kepastian produk pelaku usaha kecil dibeli oleh koperasi sebagai aggregator, maka pembiayaan mau masuk. Nantinya dari Kementerian Koperasi dan UKM akan memberikan literasi keuangan bagaimana mengelola uang supaya tidak macet.
"Jadi saya kira justru kita harus mempermudah akses pembiayaan untuk yang kecil-kecil ini, tapi juga yang paling penting harus ada pembiayaan untuk penghela ekonomi di setiap daerah di setiap sektor. Kalau petani langsung dengan market pasti buyernya semua mundur," jelasnya.
Sumber: Liputan6
Komentar Via Facebook :