https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Alih Fungsi Lahan Padi Jadi Kebun Sawit Marak, Warga Tak Bisa Disalahkan

Alih Fungsi Lahan Padi Jadi Kebun Sawit Marak, Warga Tak Bisa Disalahkan

Pemprov Kaltim dan Pemkab Paser meninjau lokasi yang diplot untuk lokasi Bendung Telake. foto: MC Kaltim


Penajam, elaeis.co – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, digadang-gadang menjadi lumbung padi untuk menjaga ketahanan pangan baik lokal maupun penyuplai kebutuhan Ibu Kota Nusantara (IKN). Kawasan yang sangat mendukung program tersebut ialah Kecamatan Babulu.

Namun belakangan alih fungsi lahan dari komoditas padi menjadi sawit marak di kawasan itu. Salah satu penyebabnya adalah minimnya dukungan fasilitas yang diberikan Pemkab PPU kepada para petani.

Anggota DPRD PPU Dapil Babulu–Waru, Ishaq Rahman mengatakan, peralihan komoditas tersebut tak bisa dihindarkan karena rakyat memiliki hak mutlak atas lahannya. “Kita tidak bisa menyalahkan masyarakat yang mengalihfungsikan lahan dari padi ke sawit. Sejak awal kita lamban memberikan fasilitas,” katanya dalam keterangan yang dikutip Selasa (8/10).

Menurut politisi Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan ini, peralihan komoditi ini tak bisa dihindarkan karena sejak dahulu permasalahannya ialah pengairan yang tidak jelas. "Belum lagi para petani di Kecamatan Babulu sulit mendapatkan pupuk baik subsidi dan non-subsidi. Sehingga hal dasar yang menjadi kebutuhan para petani tidak terpenuhi," kritiknya.

"Alih fungsi sawah sangat disesalkan, tapi mau bagaimana lagi?" sambungnya.

Karena itu dia menyoroti keseriusan Pemkab PPU dalam mengembangkan Kecamatan Babulu sebagai kawasan sektor ketahanan pangan. Jika benar akan dijadikan lumbung pangan, seharusnya pemda tidak hanya menyiapkan program, tapi juga harus dipenuhi fasilitasnya. “Percepatan dong masalah pengairan, program saja tanpa fasilitas, nggak mungkin bisa jalan," tandasnya.

Selain itu, ia mendorong berbagai proyek di wilayah tersebut bisa segera dilanjutkan. Seperti pembangunan Bendung Telake dan jaringannya, serta rice milling unit (RMU) yang dulu pernah direncanakan.

"Jaminan pasar juga harus diperhatikan. Percuma petani disuruh memproduksi pangan namun tidak diberikan jaminan pasarnya,” pungkasnya.


 

Komentar Via Facebook :