https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Alternatif Pengganti Minyak Bumi, Limbah Cair Sawit Dikembangkan Menjadi Biogas 

Alternatif Pengganti Minyak Bumi, Limbah Cair Sawit Dikembangkan Menjadi Biogas 

Limbah cair di pabrik sawit merupakan sumber energi yang terbarukan. foto: BRIN


Jakarta, elaeis.co - Minyak bumi merupakan sumber daya energi utama yang memiliki peran penting dalam mendukung berbagai aspek kehidupan manusia. Termasuk untuk bahan bakar, penerangan, pembangkit listrik, industri petrokimia, dan masih banyak lagi.

Sayangnya, ketersediaan minyak bumi semakin berkurang akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dan sumber daya yang terbatas. Oleh karena itu, diperlukan alternatif sumber energi lain, salah satunya adalah biogas.

Biogas adalah gas yang dihasilkan melalui aktivitas anaerobik yang mendegradasi bahan-bahan organik, seperti limbah domestik, kotoran, atau limbah organik lainnya yang dapat diurai oleh makhluk hidup dalam kondisi anaerobik. Biogas utamanya terdiri dari metana dan karbon dioksida.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki periset yang fokus pada pengembangan biogas, salah satunya Sri Djangkung Sumbogo Murti.

Berlatar belakang pendidikan di Kyushu University, Jepang, Sumbogo adalah Koordinator Kegiatan Produksi Metanol sebagai Substitusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Biogas. Karyanya mencakup penelitian tentang penggunaan biogas sebagai solusi alternatif yang aman di Indonesia. Indonesia memiliki hampir 1000 pabrik kelapa sawit (PKS) yang menghasilkan limbah cair atau POME (Palm Oil Mill Effluent). Jika tidak diolah dengan baik, POME akan mengeluarkan gas metana yang berdampak buruk pada lingkungan.

"Biogas dipilih sebagai alternatif karena biogas merupakan salah satu hal yang safety. Dan Indonesia mempunyai potensi sangat besar untuk bisa membuat biogas karena kita mempunyai hampir 1.000 PKS yang tersebar di berbagai provinsi. Limbah dari PKS merupakan sumber energi yang terbarukan. Selain sebagai sumber energi terbarukan dengan mengolah limbah, kita juga ikut program utama lingkungan bersih,” paparnya lewat keterangan resmi Humas BRIN dikutip Kamis (16/11).

Dia menambahkan, Indonesia mempunyai sumberdaya potensial khususnya terkait sawit. “Kita mempunyai pabrik Crude Palm Oil (CPO) terbanyak di dunia, dan setiap pabrik CPO ini mengeluarkan limbah POME. POME jika tidak diolah dengan baik akan mengeluarkan gas emisi/gas metana (CH4) yang daya rusaknya 21 kali lebih besar ketimbang gas CO2/karbon dioksida. Artinya metana ini lebih buruk lagi efeknya,” ujarnya.

Sumbogo lantas menjelaskan bagaimana proses POME menjadi Biogas. Kegiatan Produksi Metanol ini sebagai Subsitusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Biogas (Metana) melalui Reaksi Oksidasi Partial dengan Katalis ZSM-5.

“Limbah cair yang keluar dari PKS ditampung dalam kolam-kolam dan bak-bak. Limbah cair ini yang dimanfaatkan untuk bahan bakar yang menghasilkan Metanol. Saat ini telah ada 2 plant pengolah POME, satu didesain untuk pembangkit listrik tenaga Biogas berkapasitas 750kwh/jam dengan memanfaatkan limbah cair PKS, dan juga membuat plant pembangkit Biogas Boiler Co-firing, kapasitas 200m/kubik per jam.  Kedua plant ini memanfaatkan separuh dari limbah POME yang ada,” jelas Sumbogo.

Kerjasama antara BRIN, PTPN 5, ITB, dan UNRI memungkinkan pengolahan POME menjadi Biogas. Biogas yang dihasilkan dapat dikonversi menjadi listrik dan bahan bakar untuk Boiler. Hal ini mendukung upaya Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, sesuai dengan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) COP 21 di Paris, yang menetapkan target menurunkan emisi GRK hingga tahun 2030. Indonesia juga telah berkomitmen mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.

Meskipun menghadapi kendala dana, Sumbogo dan timnya telah melakukan studi literatur dan penggunaan bahan baku alternatif seperti limbah sekam padi dan limbah pabrik batu bara untuk membuat katalis yang diperlukan dalam konversi metana menjadi metanol.

Selain itu, penelitian mereka telah berhasil mengubah limbah POME menjadi Biogas yang memiliki potensi besar. Dalam skenario ideal, jika semua POME di Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan baku Biogas, Biogas dapat menggantikan hampir 50% impor LPG di Indonesia.

Inovasi BRIN dalam mengembangkan Biogas sebagai sumber energi alternatif memberikan harapan untuk mengatasi krisis energi dan mendukung upaya menjaga lingkungan yang lebih bersih di Indonesia. Tujuan akhirnya adalah agar Biogas dapat dimanfaatkan di berbagai tempat, bukan hanya di PKS, sehingga mendorong keberlanjutan energi di negara ini.


 

Komentar Via Facebook :