Berita / Sumatera /
Anak Petani di Bengkulu Tengah Terancam Putus Sekolah Imbas Harga TBS Anjlok
Bengkulu, elaeis.co - Riskan tidak bisa berkata-kata lagi melihat harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang makin terpuruk. Warga Kabupaten Bengkulu Tengah ini sangat merasakan dampak harga sawit yang turun drastis.
Bahkan pendidikan anaknya pun terancam. Sebab hingga saat ini, dia belum mampu membayar uang sekolah akibat turunnya harga sawit.
"Sampai sekarang belum bayar (uang sekolah). Penghasilan saya hanya sebagai petani di kebun sendiri. Tak ada uang masuk lain," kata Riskan saat berbincang dengan elaeis.co, Rabu (6/7).
Riskan mengatakan, harga jual TBS sawit saat ini hanya sekitar Rp600-Rp700 per kilogram. Tentu dengan harga segitu, sudah barang pasti tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Kalau harga jual hanya Rp700/kg, dipotong lagi upah panen, maka yang saya dapat hanya Rp400/kg. Tentu, tidak cukup," ujarnya.
Bahkan, kata Riskan, baru kali ini merasakan pedihnya menjadi petani sawit hingga tidak bisa membayar uang daftar ulang sekolah anak.
"Sudah lama saya jadi petani sawit. Tapi baru kali inilah kesulitan membayar uang daftar ulang sekolah. Sudah semestinya pemerintah bertindak. Sebab kondisi ekonomi petani sudah sangat parah," ujarnya.
Perekonomian petani makin tak keruan akibat turunnya harga sawit juga diamini Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah, Silvia Atmareta.
Sebetulnya, kata Silvia, pekan lalu harga sawit di Bengkulu Tengah sempat naik tipis. Namun, kenaikan harga tidak bertahan lama.
"Kemaren sempat naik. Tapi dua hari ini harganya turun lagi. Kita hanya bisa pasrah. Sebab tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.
Komentar Via Facebook :