https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Angka Stunting Tinggi, Petani Sawit Harus Dilibatkan dalam Penanganannya

Angka Stunting Tinggi, Petani Sawit Harus Dilibatkan dalam Penanganannya

Rapat penanganan stunting di Bengkulu Selatan. Foto: Sangun Doya/Elaeis


Bengkulu, elaeis.co -  Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bengkulu Selatan (BS), Provinsi Bengkulu, melaksanakan review kinerja TPPS kecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan.

Dimana dari hasil review angka stunting di daerah ini masih tinggi, yakni mencapai 23,2 persen atau lebih dari angka stunting provinsi Bengkulu yang tercatat 19,8 persen. Melihat kondisi tersebut, TPPS daerah ini merekomendasikan agar melibatkan petani sawit agar angka stunting menurun.

Ketua TPPS Bengkulu Selatan, H Rifai Tajuddin SSos didampingi Kepala DPPKBP3A Bengkulu Selatan, Fery Kusnadi, mengatakan angka stunting di Bengkulu Selatan perlu diselesaikan dengan melibatkan petani sawit. Sebab selama ini petani sawit tidak dilibatkan.

"Jadi untuk pengendalian angka stunting harus melibatkan petani sawit, karena bagaimanapun petani sawit itu bisa turut serta menurunkan stunting," ujar Rifai, Kamis (10/8) kemarin.

Lebih lanjut, Rifai menjelaskan petani sawit yang memiliki penghasilan besar bisa berbagi dengan masyarakat miskin di daerahnya. Mereka bisa membelikan kebutuhan pangan dan protein masyarakat miskin. Hal itu dilakukan agar masyarakat miskin tidak kena stunting.

"Kenapa harus mengandalkan anggaran daerah yang terbatas, kita punya petani sawit yang kaya dan berkecukupan, jadi tidak ada salahnya mereka bisa berbagi sedikit rezeki kepada yang membutuhkan," tutur Rifai.

Menurut Rifai, jika itu tidak dilakukan maka angka stunting di daerah ini akan terus tinggi. Sebab berdasarkan status pengecekan, angka stunting di Bengkulu Selatan masih 23,2%.

"Data yang ada dari pengecekan status gizi angka stunting kita ini 23,2% dan dinilai masih tinggi. Sebab, jika ada 100 bayi maka setidaknya ada 20 bayi yang dinyatakan stunting. Maka review ini menentukan sekali untuk mengentaskan stunting dari data yang ada," ungkap Rifai.

Rifai juga menyampaikan data yang ada dari pemerintah pusat akan status stunting di Bengkulu Selatan masih harus terus dilakukan pengecekan. Hal tersebut diperlukan karena angka stunting di BS dirasa tidak setinggi itu, melihat dari kondisi yang ada di lapangan.

"Bukan kita tidak menerima data yang ada akan status stunting di Bengkulu Selatan. Sebab, kami yakini dari pengecekan di lapangan kasus stunting tidak setinggi itu. Namun, memang intervensi dalam pengentasan stunting harus terus dilakukan," tutupnya.

Komentar Via Facebook :