Berita / Sumatera /
Antara 'Ninja' dan 'Intel' Sawit di Langkat
Langkat, elaeis.co - Harga sawit di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara sedang meroket. Tingginya harga sawit juga selalu dimanfaatkan oleh pencuri atau lebih dikenal dengan sebutan 'ninja sawit' yang memanen kebun milik orang lain ataupun perusahaan.
Perbuatan para ninja ini juga sangat berdampak buruk bagi produktivitas kebun yang dijarah. Sebab, tidak hanya buah masak, buah mengkal pun sudah barang pasti dibabat mereka. Belum lagi, pencuri juga bakal menjualnya lebih murah dari pada harga yang ada.
Musa Edyanto Sidauruk contohnya, seorang petani sawit yang mengalami kerugian sangat besar akibat kejahatan dari para ninja sawit.
“Kalau berbicara ninja sawit, nggak ada habisnya, sawit kami yang biasanya kurang lebih 2 ton per minggu, habis dibantai ninja sawit tinggal 300 kilo. Kadang tinggal150 kilo lagi dalam 2 minggu. Sempat juga kosong, saking gada buah, semua dicuri,” kata pria yang akrab disapa Musa ini saat berbincang dengan elaeis.co, Rabu (6/4).
Musa tidak menampik, tidak hanya buah masak, buah yang masih berwarna kuning bahkan masih hitam (mentah) pun habis dicuri.
“Sebab, di Langkat ini, buah Cukning (tak masak) pun laku, buah yang masih hitam apalagi. Makanya kadang sampai botak-botak sawit kami dicurinya,” kata dia.
Untuk itu, dia berinisiatif menambah pekerja di kebunnya, selain tukang panen, 'intel sawit' pun di taruh di kebun untuk memata-matai gerak-gerik dari sang ninja.
“Kita juga sesekali tengok-tengok juga. Tapi memang, merek bersaksi tengah malam ataupun pagi. Jadi kami suruh lah orang lain yang jaga. Keluar lagi lah uang kami, kalau yang jaga ini bayarannya Rp100 per kilo," kata dia.
Maraknya aksi pencurian ini, tidak pernah dilaporkan warga ke pihak berwajib. "Aku dengar, ada aturannya polisi mau turun tangan kalau ada minimal beberapa ton sawit yang dicuri. Untuk sementara ini kita berjaga-jaga saja dulu, kalau sudah parah kali nanti, baru kita rame-rame bikin laporan," ujarnya.
Komentar Via Facebook :