Berita / Komoditi /
Apkasindo Perjuangan: Realisasi PSR Lambat Berdampak Produksi Nasional
Jakarta, Elaeis.co - Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mempertahankan produksi sawit nasional di Indonesia. Tentu jika realisasinya lambat akan berpengaruh terhadap produksi nasional. Begitu diungkapkan Ketua Umum APKASINDO Perjuangan, Alpian Arahman.
Saat berbincang bersama Elaeis.co, saat ini realisasi PSR di Indonesia masih sangat kecil. Yakni baru menyentuh angka sekitar 20 persen.
"Kelapa sawit itu dapat dipanen setelah berumur 3 tahun. Nah sebelum itu tentu belum menghasilkan. Jadi apa yang mau kita lakukan untuk meningkatkan produksi nasional," katanya, Kamis (11/11).
Lanjutnya kondisi saat ini, perkebunan sawit se-nusantara sebagian besar telah berumur diatas 20 tahun. Artinya sudah saatnya diremajakan untuk menjaga produksi kelapa sawit ke depan.
Menurut Alfian, lambatnya realisasi PSR ini akibat sebundel persyaratan yang rumit. Awalnya ada 14 persyaratan yang harus dipenuhi petani kelapa sawit jika ingin mengikuti program dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) itu. Selanjutnya dikurangi menjadi 8 persyaratan hingga kini hanya tinggal 2 persyaratan.
"Namun fakta dalam penerapannya masih menggunakan prosedur yang lama. Yakni persyaratan yang rumit tadi. Jadi sangat kecil sekali mencapai target dengan syarat yang masih rumit itu," paparnya.
Ia berharap program ini ikut disosialisasikan oleh pemerintah hingga ke lini petani kelapa sawit langsung. Sebab katanya, banyak petani kecil yaang tidak tahu adanya program dana hibah ini.
"Ini harus dijemput. Mana bisa dana hibah datang sendiri. Untuk itu saat ini kita terus lakukan sosialisasi ke berbagai daerah. Bahkan terakhir kemarin kita mendapatkan 200 hektar lahan yang berhasil masuk dalam program PSR ini. Itu membuat semangat kami tumbuh untuk terus membantu para petani yang memang membutuhkan program tersebut," paparnya.
Sementara itu percepatan realisasi PSR saat ini juga mendapatkan tantangan baru dengan terus meningkatnya harga kelapa sawit di seluruh Nusantara. Fenomena yang terjadi, minat petani cenderung turun untuk melakukan PSR dan memilih tetap mempertahankan produksi kebun sawitnya.
"Yang mengundurkan diri sudah ada sebesar 20 persen. Ke depan kita prediksi minat petani semakin kecil. Semakin kecil capaian target PSR akan berdampak terhadap produksi nasional kemudian hari," tandasnya.
Komentar Via Facebook :