Berita / Sumatera /
Apkasindo Sebut Harga Rata-rata TBS Sawit di Jambi Sudah pada Titik yang Tak Menguntungkan Petani
Jambi, elaeis.co - Kasriwandi, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Jambi, mengaku prihatin dengan pergerakan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di pasaran belakangan ini, terutama di Jambi.
"Kalau begini terus, saya tidak tahu bagaimana nasib para petani sawit ke depan," ujar Iwan --panggilan akrab. Kasriwandi-- kepada elaeis.co melalui sambungan telepon, Selasa (2/5).
Terhitung sejak usai Lebaran lalu, menurut Iwan, harga TBS sawit sudah berada pada titik yang tidak menguntungkan, terutama para petani yang berada di garda terdepan dalam industri kelapa sawit.
Sebagai petani, menurut Iwan, sama dengan petani-petani sawit lainnya, ia hanya bisa bersikap pasif menghadapi kondisi yang sedang terjadi. "Habis, mau apalagi?" ungkap Iwan.
Menurut Iwan, kendati melalui penetapan Dinas Perkebunan (Disbun) TBS sawit dipatok pada harga Rp2.402,38/kg untuk periode 27 April sampai 4 Mei, tapi harga di pasaran tidak demikian halnya.
"Sepanjang pantauan saya, harga tertinggi di tingkat pabrik hanya Rp1.925/kg," ungkap Iwan. "Yang terbanyak hanya dihargai Rp1.700/kg," sambungnya.
Tingkat harga sebanyak itu, imbuh Iwan, berbanding terbalik dibandingkan sebelum Lebaran lalu. Sebelum Lebaran, dikatakan Iwan, TBS sawit di daerah itu masih dihargai sekitar Rp2.600/kg.
Tapi di bagian lain diakui Iwan, tingkat kejatuhan harga TBS sawit pada Lebaran tahun lalu jauh lebih parah dibandingkan dengan Lebaran tahun ini.
Pada Lebaran tahun lalu, ungkap Iwan, harga TBS sawit jatuh dari Rp3.600/kg menjadi tersisa hanya Rp1.100/kg.
Kendati demikian, ditekankan Iwan, dengan nilai jual TBS sawit belakangan ini yang rata-rata hanya Rp1.800/kg, petani tidak bisa berharap banyak lagi dengan tanaman kelapa sawit yang dimilikinya.
Komentar Via Facebook :