Berita / Nusantara /
Aspekpir Gelar Pertemuan Teknis Percepatan dan Pemetaan PSR
Pekanbaru, elaeis.co - Bertempat di Pangeran Hotel Pekanbaru, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia menggandeng Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar Pertemuan Teknis Percepatan dan Pemetaan PSR. Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan percepatan laju program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di wilayah Riau.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Aspekpir Indonesia Riau Sutoyo menjelaskan bahwa Aspekpir Indonesia sangat mendukung program PSR tersebut. Sebab dampaknya sangat positif bagi para petani kelapa sawit.
"Program PSR sangat membantu petani untuk menjaga produktifitas kebun kelapa sawitnya. Yang kemudian juga berdampak terhadap pasokan sawit nasional secara berkelanjutan dan berkualitas," terangnya, Kamis (24/2).
Sutoyo juga mengatakan bahwa PSR juga bertujuan meminimalisir resiko pembukaan lahan ilegal. Kemudian juga menghindari penggunaan bibit tidak bermutu di kalangan petani kelapa sawit.
Kendati demikian hingga saat ini realisasi program tersebut mendapat banyak tantangan. Diantaranya yakni banyaknya kebun kelapa sawit masyarakat yang justru masuk dalam kawasan hutan. Meski lahan tersebut telah bersertifikat.
Selain itu, minimnya kelembagaan petani yang membuat akses terhadap perbankan menjadi terbatas. Kendala lain yakni masyarakat setakat ini masih memilih mepertahankan kebun kelapa sawitnya untuk terus berproduksi lantaran harga kelapa sawit yang terus meningkat. Sehingga minat petani untuk pengajuan PSR cukup rendah.
"Kita akan terus mendorong agar PSR ini dapat terlaksana dengan baik. Sehingga produktifitas dalam negeri tetap terjaga dan berkelanjutan," terangnya.
Sutoyo juga berharap, biaya bantuan PSR kepada petani dapat bertambah. Hal ini guna mengurangi kegelisahan petani setelah kebun mereka di lakukan peremajaan. Terutama yang hanya menggantungkan hidupnya di kebun yang dimilikinya tersebut.
"Kita berharap bertambah menjadi Rp55 juta dari yang saat ini Rpep juta/hektar. Sebab perawatan saat ini juga cukup tinggi salah satunya karena harga pupuk yang juga melambung," tuturnya.
Asisten III Setdaprov Riau Joni Irwan Pemprov Riau mengatakan pihaknya saat ini juga sangat komit membantu petani sawit untuk mengembangkan produktifitas kebunnya. Dimana perkebunan sawit juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat luas.
"Ada sekitar 3,3 juta orang dipekerjakan di perkebunan sawit. Tentu semakin maksimal produktifitasnya maka akan semakin banyak pula tenaga kerja yang terserap," katanya.
Rincinya, PSR di Bumi Lancang Kuning sudah dilaksanakan sejak 2016 dengan target PSR mencapai 28.251 hektare. Sementara hingga 2021 lalu baru terealisasi sekitar 11.600 dengan dana Rp 750 miliar. Sementara hingga akhir 2020 mendatang pihaknya menargetkan seluas 26.500 sudah terealisasi.
Komentar Via Facebook :