Berita / Nusantara /
Auditor ISPO Dari Timur
Bogor, elaeis.co - Mulai pekan depan, Provinsi Papua sudah punya Auditor Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dari petani. Namanya Terry Ansanay.
Saat ini, lelaki 53 tahun itu sedang berada di Bogor Jawa Barat, berjibaku melahap semua materi-materi yang disuguhkan oleh penyelenggara; Lembaga Sertifikasi "Mutu Institute" yang juga mitra DPP Apkasindo.
Ketua Bidang Organisasi Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPW-Apkasindo) Papua ini tak sendirian di sana, tapi bersama sembilan koleganya sesama orang Apkasindo dari sejumlah provinsi di Indonesia.
Ada yang dari Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Barat.
Kalau sudah dikukuhkan hari Minggu (13/6) nanti, maka ayah 3 anak resmi menjadi petani pertama yang menjadi Auditor ISPO di Papua.
Inilah yang membikin Terry terharu sekaligus bangga. Bangga dan berterimakasih kepada DPP Apkasindo, khususnya kepada Ketua Umum Gulat Medali Emas Manurung dan Sekjen, Rino Afrino.
Begitu juga dengan BPDPKS. Terry sama sekali tak menyangka kalau dia akan didapuk jadi peserta pendidikan Auditor ISPO.
Bagi Terry, digembleng menjadi Auditor ISPO adalah sesuatu yang sangat strategis dan penting lantaran ke depan, semua aktifitas sawit, baik korporasi maupun petani, sudah tak lepas dari sertifikat ISPO.
Lantaran itu pula, dia sudah tak sabar segera kembali ke Papua untuk menabur ilmu yang dia dapatkan itu.
"Materinya sangat bagus. Dalam ISPO, ada 7 prinsip yang harus diterapkan. Materi ini akan segera saya sosialisasikan, baik kepada pengurus Apkasindo di Papua, Kelompok Tani (Poktan), Koperasi, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan petani yang sedang terlibat dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)," ujar Terry kepada elaeis.co, Rabu (9/6).
Kebetulan kata Terry, dari sekitar 6000 hektar lahan yang berpotensi untuk menjalani PSR, sekitar 2700 hektar di Kabupaten Kerom, sedang didampingi oleh DPW Apkasindo Papua.
"Untuk tahap awal, mudah-mudahan 600-700 hektar bisa terealisasi," Terry berharap.
Sesungguhnya, adalah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang membikin Terry dan kawan-kawan sampai ke Bogor itu. Persis seperti Gulat bersama empat orang Apkasindo lainnya yang menjadi angkatan ke XVIII.
Dua bulan lalu DPP Apkasindo melayangkan surat ke BPDPKS terkait pendidikan Auditor ISPO itu. Dalam suratnya Gulat bercerita bahwa walau sebenarnya dihadapkan pada jalan yang terjal, petani kelapa sawit Apkasindo harus mendukung apa yang sudah di Perpreskan oleh Presiden Jokowi.
"Di Perpres ISPO itu, kami petani sudah wajib punya sertifikat ISPO dan tahun 2025 adalah 'kilometer nol' petani punya sertifikat ISPO," cerita Gulat.
Jadi, dengan mengirim calon-calon Auditor ISPO yang notabene para petani berpendidikan minimal sarjana itu, ke depan petani kata Gulat sudah punya tambahan amunisi untuk memenuhi apa yang diminta oleh Perpres ISPO itu.
Gayung bersambut, BPDPKS mengakomodir keinginan petani Apkasindo itu dengan membiayai full pendidikan Auditor ISPO itu. Sebab BPDPKS tahu, bahwa petani sawit Indonesia harus naik kelas dan maju.
"Kami sangat berterima kasih kepada BPDPKS yang selalu mendukung petani sawit untuk menjadi lebih baik dan tentunya, sustainable (berkelanjutan)," suara ayah dua anak ini bergetar.
Apkasindo kata Gulat masih akan terus mengirim calon Auditor sampai semua Apkasindo di 144 kabupaten kota di 22 provinsi punya Auditor ISPO.
Sebab semakin banyak Auditor ISPO Apkasindo, akan makin gencar pula Apkasindo meng-ISPO-kan para petani.
"Yang pasti, kami adalah Auditor Apkasindo yang ingin memanduarahkan rekan-rekan kami sesama petani untuk lebih bisa memahami apa itu ISPO dan bagaimana prosedur menuju ke sana. Meyakinkan petani itu tidak mudah, dan hanya sesama kami petani lah yang bisa saling memahami," terangnya.
Dan yang semacam ini sudah dilakukan oleh Apkasindo kepada 3 KUD yang akan di-ISPO-kan oleh salah satu Lembaga Sertifikasi (LS).
Waktu itu para petani bingung dengan istilah-istilah yang disodorkan oleh Tim Auditor dari LS itu. Alhasil, proses peng-ISPO-an mandek, petani malas melanjutkan tahapannya.
Tapi, begitu tim Auditor Apkasindo datang mendampingi petani, persoalan menjadi clear.
Apkasindo kata Gulat, punya filosofi "jembatan" artinya berguna, "Itu sesuai arahan yang selalu disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina DPP Apkasindo, Jend TNI (Purn) Dr. Moeldoko dalam pertemuan maupun rapat-rapat terbatas," kata lelaki 48 tahun ini.
Nah, di kasus petani di 3 KUD tadi, "jembatan" itu berguna. "Itulah salah satu dari sederet fungsi "jembatan" yang kami miliki," ujar Gulat
Komentar Via Facebook :