Berita / Nusantara /
B30 Selamatkan Petani Sawit
Pekanbaru, Elaeis.co - Kebijakan mandatori Biodisel atau B30 sepertinya sudah memperlihatkan manfaat untuk petani sawit. Hal itu dilihat dari harga tandan buah segar (TBS) dua tahun ini stabil. Bahkan di Riau sendiri, pernah mencatat sejarah harga tertinggi diangka Rp 2.762,70 kilogram diawal bulan Agustus ini, sejak penetapan nilai jual sawit oleh Disbun pada tahun 2010 lalu.
Tentu ini menjadi dampak yang nyata dirasakan petani sawit. Sebab berkat B30 selain menguntungkan petani juga berhasil menjaga stabilitas dari pada harga CPO dunia.
Menurut Ketua DPP Apkasindo, Gulat Mendali Emas Manurung, sebelum adanya B30, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani rata-rata dihargai sekitar Rp 1.000/Kg. Dari perbandingan sebelum dan sesudah ada Biodiesel tentu sangat jauh moncer dan sangat bermanfaat bagi petani khususnya situasi pandemi.
Gulat Mendali Emas Manurung mengatakan, untuk menangkis terjadinya prediksi pertumbuhan ekonomi akan mengalami penurunan diangka 5 persen. Menurut dia kuncinya ada di B30 jika perlu segera ke B40.
"Meskipun terjadi penurunan harga CPO dipapan Bursa Malaysia, tapi itu tidak signifikan, faktanya hari ini harga TBS petani masih bertengger diangka Rp 2.670/Kg yang ditetapkan di provinsi Riau atau Sumatera Utara," kata Gulat di salah satu televisi milik negara pada Rabu (18/8) kemarin.
Dari tayangan tersebut yang ditengok Elaeis.co pada Kamis (19/8), Gulat menilai B30 telah berhasil meningkatkan serapan domestik CPO dalam negeri. Apabila ini tetap dipertahankan maka industri sawit Indonesia akan tetap eksis.
Bahkan menurut Gulat, dampak pandemi bagi negara-negara penghasil minyak nabati dari non-sawit di Eropa, akan terjadi penurunan produksi daripada tanaman penghasil minyak nabati. Nilai positifnya secara otomatis CPO Indonesia akan selalu bertengger.
Menyoal perbandingan angka produksi dengan angka penyerapan dalam negeri, menurut Gulat penyerapan dalam negeri dengan adanya B30 meningkat di atas 26 sampai 28 persen dibandingkan sebelum Biodiesel ada hanya sekitar 18 persen.
Selain itu, dari sisi produksi buah dengan adanya program peremajaan sawit rakyat (PSR), maka hasil panen sawit tentu meningkat setelah direplanting karena memakai bibit sawit unggul, dan penerapan teknologi kelapa sawit yang baik hasil produksinya naik bisa tiga kali lipat.
"Contohnya seperti di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan rata-rata produksi sawit yang dihasilkan mencapai 1,8 sampai 2,1 ton per hektar/bulan dari sebelum direplanting yang hanya diangka 800 kilogram/bulan," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :