https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Bahan Bakunya Ribuan Hektar, Dicari yang Mau Jadi Bandar

Bahan Bakunya Ribuan Hektar, Dicari yang Mau Jadi Bandar

Agus Salim, anggota DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Aceh, sedang membuat gula sawit merah (Dok. pribadi)


Langsa, Elaeis.co - Agus Salim, anggota DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Aceh, sangat jeli membaca peluang. Kebun yang hendak di-replanting baginya adalah sumber uang.

Sudah setahun terakhir pria 49 tahun ini menjalankan usaha gula merah sawit. Nira dia dapat dari tanaman sawit yang ditebang karena mau diremajakan. Itu sebabnya dia terus memantau perusahaan swasta mana yang ingin melakukan replanting dan kelompok tani mana yang ikut Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

"Tanaman sawit yang akan ditumbang karena terkena proyek pembuatan jalan tol Trans-Sumatera juga akan kami beli untuk produksi gula merah sawit. Saat ini saya ada stok 100 hektar yang siap tebang," kata mantan Direktur Utama PT Era Global Conservasi ini kepada Elaeis.co, Selasa (16/11).

Agus juga sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan sawit lokal yang akan melakukan replanting. Salah satunya PT Sisirau, pemilik kebun sawit seluas 1.000 hektar di Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang. “Perusahaan itu milik H Joelfi Bachroeni, seorang pengusaha asal Aceh dan pernah menjadi Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI),” ungkapnya.

Tapi kebun tersebut belum dia garap karena saat ini sedang mengerjakan penebangan pohon sawit milik PT Mopoli Raya. “Yang ini milik H Sabri Barshah, Ketua GAPKI Aceh. Kebun itu letaknya sekitar radius 20 kilometer dari Kota Langsa," sebutnya.

Menurut Agus, dia harus membayar sekitar Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per batang sawit yang hendak ditebang untuk diambil niranya. “Tidak gratis. Dan semua pohon sawit itu harus kami tebang sendiri," jelasnya.

Melimpahnya stok bahan baku untuk pembuatan gula merah sawit membuat Agus merasa sangat bahagia. Sebab, roda usahanya akan terus berputar. Namun dia belum bisa menebang semua ribuan pohon siap replanting itu karena terkendala modal.

"Belum ada bandar. Saat ini saja saya dapat kepercayaan dari salah satu tokoh di Aceh Tamiang untuk menebang pohon sawit miliknya seluas 50 hektar, tapi belum bisa dikerjakan. Kalau ini hari ada modal, ini hari juga saya tebang pohon sawit di kebun beliau itu," kata Agus Salim. 


 

Komentar Via Facebook :