Berita / Nusantara /
Banyak Duit, Tapi BPDPKS Dinilai Kurang Sensitif
Banda Aceh, Elaeis.co - Harga CPO di pasar global maupun lokal beberapa kali mencapai titik tertinggi sepanjang dua tahun terakhir. Volume ekspor produk minyak sawit Indonesia meningkat sehingga pungutan ekspor sawit yang dikumpulkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit juga bertambah.
“Saat harga CPO tinggi begini, pajak ekspor juga naik. Artinya, BPDPKS punya uang banyak untuk menjalankan banyak program,” kata Sekretaris Wilayah DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Aceh, Fadhli Ali, kepada Elaeis.co, Sabtu (9/10/2021).
Sayangnya, menurutnya, pengelolaan pundi-pundi yang melimpah itu masih kurang bijak. “BPDPKS enggak nengok situasi yang dialami petani sawit swadaya saat ini,” ucapnya dengan nada kesal.
Menurutnya, masalah utama yang dihadapi petani sawit saat ini adalah pupuk kimia yang nyaris langka dan harganya terus naik. “Seharusnya BPDPKS menambah alokasi dana program sarana dan prasarana. Bikin pengadaan pupuk yang terjangkau bagi petani sawit yang saat ini sedang mengikuti Program Peremajaan Sawit Rakyat atau PSR,” tukasnya.
Menurutnya, tanaman sawit berusia satu hingga tiga tahun yang belum menghasilkan (TBM 1,2, 3) sangat membutuhkan pupuk. “Biaya perawatan itulah yang harusnya diperkuat BPDPKS agar kelak ketika panen perdana atau TM 1, hasilnya memuaskan,” sebutnya.
“Saya yakin, jika BPDPKS bijak dan mengalokasikan banyak dana ke pengadaan pupuk atau perawatan kebun sawit rakyat, maka kelak TBS yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang baik. Itu artinya ritme harga CPO dan TBS di masa mendatang tetap terjaga,” pungkasnya.
Komentar Via Facebook :