https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Banyak Kebun Tidak Produktif di Aceh Timur

Banyak Kebun Tidak Produktif di Aceh Timur

Ketua APKASINDO Aceh Timur, Ibrahim Mar. (Syahrul/Elaeis)


Aceh, elaeis.co - Selain kebun kelapa sawit yang sudah berumur di atas 25 tahun, di wilayah Aceh Timur juga banyak kebun petani yang tidak produktif. Untuk itu peremajaan kelapa sawit sangat dibutuh kan di wilayah tersebut.

Seperti kata Ketua APKASINDO Aceh Timur, Ibrahim Mar, dari total 28 ribu hektar kebun masyarakat tidak sedikit kebun yang produktivitasnya rendah. Malah dalam setahun hanya menghasilkan 10 ton. Padahal usia tanam baru 7 tahun lebih.

"Ada dua faktor yang mempengaruhi. Pertama karena perawatan yang sangat minim. Dimana petani sulit membeli pupuk yang kini harganya sangat tinggi," katanya, Sabtu (4/3).

Malah akibat perawatan yang buruk tadi, ada kebun kelapa sawit milik petani yang hanya 50 batang meski luasnya satu hektar. Ini akibat banyak  tanaman yang mati karena kurang perawatan.

Kemudian faktor yang kedua, banyak petani yang salah memilih bibit untuk kebun kelapa sawitnya itu. Petani justru menggunakan bibit yang tidak diketahui asal usul dan kualitasnya.

"Dulu petani kurang memahami tentang bibit bermutu. Malah kadang tunasan yang tumbuh di bawah pohon sawit dikutip dan ditanam kembali. Ini yang buat produktivitas kebun itu rendah," bebernya.

Untuk itu, solusi agar kebun tersebut produktivitasnya meningkat dan penghasilan petani lebih terjamin adalah peremajaan dengan diganti menggunakan bibit unggul. Tetu ini juga mendukung program pemerintah tentang perkebunan sawit berkelanjutan.

Cerita Maslah bibit, Ibrahim mengatakan saat ini petani sudah tidak perlu lagi khawatir kesulitan mendapatkan bibit unggul. Sebab ketersediannya sudah cukup banyak di penangkaran yang memang bersertifikat.

"Sebetulnya tida sulit mendapatkan bibit jika mengerti prosesnya. Seperti di Apkasindo kita bisa memfasilitasi petani untuk mendapatkan bibit tersebut. Karena kita sudah menjalin kerjasama. Kalaupun tidak petani bisa langsung mengunjungi penangkaran dan menandatangi kontrak," paparnya.

Selama ini kata Ibrahim, petani dapat memperoleh bibit unggul dari POKS yang ada di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Disana petani juga akan mendapatkan edukasi pemilihan bibit yang benar.

"Dulu memang sempat ada antrian, namun kini sudah tidak panjang antriannya," tandasnya.
 

Komentar Via Facebook :