https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Banyak Potongan, Petani Sawit Merasa Dirampok PKS

Banyak Potongan, Petani Sawit Merasa Dirampok PKS

Ilustrasi (Net)


Medan, Elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) di sejumlah pabrik kelapa sawit (PKS) di Provinsi Aceh mulai membaik. Meski begitu, petani sawit di daerah itu masih merasa dirampok.


Ketua Dewan Pimpinan Unit Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam, Anes Kebeaken, mengatakan, sampai saat ini PKS masih melakukan pemotongan seenaknya sehingga harga TBS masih di bawah harga resmi yang ditetapkan pemerintah.


“Misalnya untuk tanaman usia 10-20 tahun, harga resmi pemerintah Rp 2.015/kg. Tapi sejumlah PKS membeli TBS petani antara Rp 1.700 hingga Rp 1.800/kg,” katanya kepada Elaeis.co, Rabu (14/7).


Menurutnya, harga pembelian pabrik itu sangat merugikan petani. “Kalau mengikuti perkembangan harga minya sawit mentah atau CPO, harusnya TBS petani dihargai Rp 2.100/kg. Sebab harga CPO di Pelabuhan Belawan saat ini mencapai Rp 11.258/kg,” bebernya.


“Kami kecewa, PKS harusnya menghargai ketetapan harga TBS yang dikeluarkan pemerintah,” tambahnya.


Dia juga menilai fluktuasi harga TBS seperti dipermainkan oleh PKS. “Pernah harga CPO turun Rp 1.500/kg, akibatnya harga TBS langsung terjun bebas Rp 260/kg. Tapi saat harga CPO melambung, harga TBS cuma naik Rp 10/kg sampai Rp 30/kg. Yang benar sajalah,” ucapnya, kesal.


Menurut pengamatan Ketua DPD APKASINDO Kota Subulussalam, Ir Netap Ginting, besar pemotongan yang dilakukan PKS saat membeli TBS petani cukup beragam. “Ada yang 3 persen, 5 persen, bahkan ada yang 10 persen. Tinggi sekali potongannya, padahal Permentan Nomor 1/2018 hanya mengizinkan potongan antara 0,5 persen sampai 1 persen,” ungkapnya.


Karena potongan yang dilakukan PKS melanggar ketentuan yang ada, Netap menyebut tindakan PKS tersebut sebagai perampokan. “Tidak ada dasar hukum pemotongan harga sampai 10 persen, itu perampokan terhadap petani sawit namanya. Harus ditindak pabriknya,” tandasnya.

Komentar Via Facebook :