Berita / Sumatera /
Banyak yang Beralih ke Sawit, Petani Karet yang Tersisa Diminta Bertahan
Bengkulu, elaeis.co - Produksi karet di Provinsi Bengkulu semakin menurun sehingga satu pabrik karet di Kabupaten Bengkulu Tengah memutuskan tutup selamanya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan mengatakan, Bengkulu Tengah dulunya merupakan daerah penghasil karet terbesar di Provinsi Bengkulu setelah Kabupaten Bengkulu Utara.
"Namun, karena harga karet terus mengalami penurunan dari Rp 15 ribu per kilogram menjadi Rp 5 ribu per kilogram, banyak petani di kabupaten ini beralih ke tanaman kelapa sawit," kata Ricky, kemarin (29/12).
Ia mengaku, sejumlah petani karet terang-terangan menebang pohon karet mereka dan menggantinya dengan tanaman kelapa sawit. Sebab memanen kelapa sawit bagi mereka lebih mudah dibandingkan memanen getah karet.
"Kalau getah karet itu kan tiap pagi harus disadap, nah kalau sawit itu tiap dua minggu sekali. Makanya banyak yang beralih ke tanaman kelapa sawit," katanya.
Selain lebih mudah, kelapa sawit juga bisa dipanen kapanpun dan tidak bergantung dengan musim. Sementara itu tanaman karet sangat bergantung dengan musim. Jika musim kemarau ataupun hujan, biasanya petani tidak menyadap karet. Sebab pada musim tersebut getah yang dikeluarkan sedikit dan berisiko hanyut dibawa air.
"Kalau sawit itu lebih enak kata mereka, bisa dipanen setiap saat," tuturnya.
Meski begitu, pihaknya tetap berharap, petani karet yang masih memiliki lahan karet untuk tidak serta merta menggantinya dengan kelapa sawit. Karena bagaimanapun komoditas karet tetap dibutuhkan oleh pabrik pengolahan karet.
"Petani yang masih memiliki karet jangan ditebang pohonnya, karena permintaan karet masih banyak juga," tutupnya.
Komentar Via Facebook :