Berita / Kalimantan /
Baru 9 Persen Lahan Potensial di Kalsel Dimanfaatkan untuk SISKA KU INTIP
Banjarbaru, elaeis.co - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) menggelar focus group discussion (FGD) pengembangan Program Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (SISKA KU INTIP) dan koordinasi pembibitan ternak.
SISKA KU INTIP merupakan program prioritas yang menekankan pada optimalisasi perkebunan sawit sebagai sumber pakan dan keterlibatan masyarakat sebagai pelaku usaha ternak sapi mandiri.
Kepala Disbunnak Provinsi Kalsel, Suparmi mengatakan, saat ini sebanyak 22 perusahaan telah berkomitmen untuk melaksanakan pembiakan dan penggemukan dengan program SISKA KU INTIP. Perusahaan-perusahaan itu telah membentuk 17 mitra klaster yang tersebar di Kabupatan Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Kuala, dan Tabalong. Empat klaster lainnya yang ada di Kabupaten Kotabaru telah dilakukan Survei Investigasi Design (SID).
“Total populasi sapi yang ada di klaster SISKA KU INTIP saat ini baru mencapai 2.738 ekor dengan pemanfaatan lahan kelapa sawit seluas 22.501 hektare. Pemanfaatan lahan itu baru 9 persen dari total lahan sawit di Kalsel yang dapat dimanfaatkan yaitu seluas 250.000 hektare yang mampu menampung sekitar 125.000 ekor sapi,” kata Suparmi di Banjarbaru, Rabu (5/7).
Populasi sapi di Kalsel pada 2022 berdasarkan data sementara sebanyak 173.977 ekor dengan ketersedian daging sapi sebanyak 5.006 ton. Sedangkan kebutuhan daging sapi mencapai 6.926 ton atau defisit 1.920 ton yang setara dengan 14.436 ekor.
"Pemprov Kalsel telah berupaya meningkatkan populasi dan produksi daging melalui program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) yang setiap tahun mampu melahirkan anak sapi atau pedet sebanyak 28.000 ekor," ungkapnya.
Program SISKA KU INTIP yang telah dijadikan role model nasional harus mampu mendorong percepatan peningkatan populasi dan produksi sapi di wilayah sawit dengan keterlibatan semua perusahaan perkebunan kelapa sawit swasta/negara sebagai intinya melalui pemberdayaan pekebun/plasma/peternak/masyarakat sekitar sebagai mitra bisnis dari hulu–hilir dalam rangka kesiapan Kalsel sebagai penyangga pangan IKN sekaligus alternatif solusi pemenuhan kewajiban fasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar 20 persen.
Oleh karena itu, dalam rangka pengembangan SISKA KU INTIP di Kalsel perlu dilakukan sembilan hal. Yakni memfasilitasi sarana dan prasarana meliputi electric fence/pagar listrik, kandang komunal, portable yard, dan kendaraan operasional, melalui pendanaan APBN, APBD, BPDPKS, perbankan dan CSR produktif perusahaan swasta/negara.
“SID pada calon lokasi SISKA KU INTIP di perusahaan perkebunan kelapa sawit grup dan non grup serta koperasi kelapa sawit didukung oleh IARMCP/siska supporting program dan menyusun dokumen profil investasi SISKA KU INTIP yang didukung oleh IARMCP/siska supporting program,” jelas Suparmi.
Kemudian meningkatkan populasi ternak sapi melalui usaha pembiakan (bibit indukan, indukan dan bakalan) dengan target 10.000 ekor dan usaha penggemukan dengan target 21.000 ekor (sapi jantan siap potong) melalui pembiayaan perbankan (KUR bunga 6 persen dan KUR khusus bunga 3 persen) dan investor/mandiri dan meningkatkan dukungan perbibitan sapi unggul (bibit indukan dan pejantan) melalui UPT pembibitan ternak unggul atau melalui program penjaringan ternak sapi unggul yang sesuai dengan jenis sapi yang cocok dikembangkan secara integrasi di lahan sawit.
"Sapi yang cocok dikembangkan secara integrasi di lahan sawit adalah sapi bali, sapi madura, ongole, dan sapi brahman," sebutnya.
Komentar Via Facebook :