Berita / Sumatera /
Baru Februari, Stok Bibit Sawit Tahun 2022 Sudah Sold Out
Bengkulu, elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) yang terus naik dalam waktu dua tahun terakhir benar-benar membuat masyarakat semakin tertarik berkebun sawit. Fenomena ini membuat para penangkar sawit mendulang cuan.
Tengok saja pengakuan H Rusbandi, pemilik usaha penangkaran kecambah sawit di Provinsi Bengkulu.
"Tahun 2022 ini, dari 850.000 bibit sawit yang kami tangkarkan, sudah sold out. Bibit sawit yang sekarang ada di penangkaran kami sudah pesanan orang semua," kata Direktur Utama CV Yahyo itu kepada Elaeis.co, Rabu (9/2/2022) siang.
Menurut Rusbandi, umumnya para pemesan bibit sawit dari penangkaran miliknya adalah para petani sawit yang bukan peserta program peremajaan sawit rakyat (PSR). Para pembeli bukan hanya warga Bengkulu, melainkan juga dari provinsi lainnya di kawasan Sumatera bagian selatan.
"Semua itu belinya bukan karena replanting," katanya.
Dari pengakuan para pembeli, Rusbandi berkesimpulan bahwa membuka kebun sawit jadi semacam euforia karena efek dari kenaikan harga TBS yang sangat tajam. Di kawasan itu, peningkatan harga bahkan hampir 300 persen. Pada tahun 2020 saja masih ada harga TBS berkisar Rp 1.200/kg, sejak 2021 sudah menjadi Rp 3.000/kg.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Baru kali ini dalam sejarah terjadi begini," kata Sekretaris Jenderal Perkumpulan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBTPI) ini.
Bibit sawit yang ditangkarkan Rusbandi berasal dari kecambah berkualitas produksi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Peningkatan pembelian bibit sawit di penangkarannya sudah mulai dirasakan sejak tahun 2019. Saat itu ia sanggup menjual sekitar 150.000 sampai hampir 200.000 bibit sawit per tahun. Para pembeli beragam, ada yang merupakan peserta program PSR, ada juga yang tidak.
Peningkatan tajam terjadi pada tahun 2020. Saat itu ia menjual sekitar 750.000-an bibit sawit. "Itu bibit sawit campuran, kelebihan stok 2019 ditambah yang baru disemai di tahun 2020," bebernya.
Jumlah penjualan yang rata-rata sama terjadi di tahun 2021 dan 2022. Bedanya, kata Rusbandi, tahun lalu dan tahun ini tak ada kelebihan stok bibit yang dicampurkan ke proyeksi penjualan bibit tahun berikutnya.
"Sebab semuanya sold out, habis terjual," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :