https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

BBM Naik, Harga Sawit Turun, Petani Makin Terjepit

BBM Naik, Harga Sawit Turun, Petani Makin Terjepit

Hasil panen petani sawit di Jambi dijemput pengepul. Foto: Febri/elaeis.co


Jambi, elaeis.co - Penurunan harga resmi TBS di Provinsi Jambi menyebabkan harga yang diterima petani makin berkurang.

Dua hari lalu Dinas Perkebunan Provinsi Jambi menetapkan harga TBS terendah produksi pekebun bermitra untuk periode 16 sampai 22 September 2022 senilai Rp 1.883,98/kg untuk sawit usia tanam 3 tahun dan tertinggi Rp 2.397,64/kg untuk sawit umur 10 - 20 tahun. 

Namun, menurut petani sawit di Kabupaten Muarabungo yang juga Ketua DPW Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) Provinsi Jambi, Suroso, harga yang diterima petani swadaya jauh dari angka-angka tersebut.

"Harga yang di terima petani di lapangan sangat jauh berbeda. Harga tertinggi di pabrik kelapa sawit (PKS) Rp 1.935 dan terendah Rp 1.800/kg. Kalau di petani tertinggi Rp 1.800 dan terendah Rp 1.500/kg," katanya, Sabtu (17/9).

Yang membuat petani sawit tambah pusing adalah kenaikan BBM. Menurutnya, keputusan pemerintah yang tidak pro rakyat itu mulai berimbas kepada berbagai sendi kehidupan petani.

"Kenaikan BBM pasti ada efeknya. Yang jelas, kalau untuk buka lahan, sewa alat berat untuk staking sekarang sudah naik semua. Awalnya Rp 6,5 juta, naik menjadi Rp 7,5 juta," katanya.

"Terus kalau kita beli pupuk, transportasi juga sudah naik semua," tambahnya.

Meski belum punya data terbaru tentang dampaknya, menurutnya, kenaikan harga BBM membuat kehidupan petani sawit makin terjepit.

"Kehidupan petani bisa semakin parah jika harga TBS tak kunjung bergerak naik," pungkasnya.
 

Komentar Via Facebook :