https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Begini Cerita Hilangnya Keharmonisan Antara Inti dan Plasma Menurut Sekretaris Gapki Riau

Begini Cerita Hilangnya Keharmonisan Antara Inti dan Plasma Menurut Sekretaris Gapki Riau

Ilustrasi - perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Siak. Dok.elaeis


Pekanbaru, elaeis.co - Kemitraan diklaim menjadi kunci penting untuk sukses dalam sektor perkebunan kelapa sawit. Seperti disampaikan Marianto selaku Sekretaris Eksekutif Gapki Cabang Riau.

Dalam pemaparannya di seminar Munas Asepek-PIR, Senin (6/11) di Grand Suka Hotel Pekanbaru, Marianto mengaku kemitraan saat ini mulai kendor. Terlebih pada masa generasi ke-2 (gen 2) petani kelapa sawit.

Menurutnya, muncul berbagai persoalan yang membuat renggangnya keharmonisan antara inti dan plasma. Seperti munculnya perbedaan persepsi dari bapak angkat dan petani.

"Ada juga persoalan yang hadir dari replanting. Dimana sudah masa replanting namun petani justru mempertahankan kebunnya. Ini juga difaktori oleh harga yah masih tinggi atau produksi kebun masih besar," ujarnya.

Pengaruh lain yakni terjadinya pemutusan hubungan kemitraan gen-2. Marianto mengatakan, ini penting karena banyak petani yang minta putus karena perbedaan harga. Dimana harga yang ditawarkan pabrik lain lebih menggiurkan ketimbang harga yang disajikan mitra. Padahal tidak selamanya harga yang tawarkan oleh pabrik juga stabil.

"Untuk itu kita berharap ada solusi dan dukungan semua pihak agar hubungan antara gen-2 dan perusahaan tetap terjaga," pintanya.

Marianto juga tidak menampik banyaknya perusahaan yang belum bergabung dalam Gapki menjadi pemantik renggangnya kemitraan. Dari catatannya, di Riau baru 65 perusahaan yang tergabung di Gapki. Padahal ada ratusan perusahaan sawit yang beroperasi.

"Dari 65 perusahaan itu tercatat kebun yang dikelola sekitar 412.204,95 hektar. Sementara luas plasma di Riau berkisar 320.000 hektar," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :