Berita / Nusantara /
Begini Keuntungan yang Didapat Petani Sawit yang Ikut Program PSR
Jakarta, Elaeis.co - Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang diimplementasikan pemerintah Indonesia merupakan salah satu jalan pintas yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat, ditengah implementasi moratorium dan masifnya black campaign terkait isu deforestasi dalam pembukaan lahan perkebunan sawit.
Program PSR juga mampu menciptakan manfaat ekonomi yang dapat dirasakan oleh petani. Seperti dikutip Warta Ekonomi, salah satu peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Rizki Amelia S.E., M.Si menjabarkan secara rinci terkait manfaat ekonomi program PSR dalam webinar bincang pakar yang diselenggarakan PPKS.
Pertama, PSR menjadi salah satu strategi dalam mengurangi ketersediaan stok minyak sawit sehingga dengan begitu harga akan cenderung stabil bahkan dapat mendorong adanya peningkatan harga di tingkat petani.
Kedua, PSR dapat meningkatkan produktivitas sawit nasional seiring dengan peningkatan komposisi tanaman produktif.
Ketiga, PSR dapat mengurangi biaya produksi TBS. Hal tersebut terjadi karena ketika usia tanaman sawit lebih dari 25 tahun maka ketinggian tanaman pun akan meningkat sehingga berisiko tinggi pada saat kegiatan panen dan mengakibatkan biaya panen yang dibutuhkan juga akan semakin tinggi. Impikasi dari tingginya biaya panen tersebut tanpa diiringi dengan peningkatan produksinya akan menurunkan profit yang didapatkan petani.
Keempat, PSR dapat menghasilkan potensi biomassa. Selama proses peremajaan, petani sawit tetap mendapatkan penerimaan baik dari hasil pengelolaan limbah kebun sawit yang dihasilkan dalam proses penebangan dan land clearing maupun polikultur pada lahan sawit yang diremajakan. Pemanfaatan biomassa tersebut dapat dijadikan kerajinan lidi sawit, furniture hingga gula sawit yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang dapat dinikmati petani sawit.
Kelima, PSR dapat meningkatkan pendapatan petani. Dengan melakukan peremajaan dan diiringi oleh pelaksanaan best management practice akan mendorong peningkatan produktivitas sehingga akan meningkatkan pendapatan petani.
Keenam, dengan melakukan PSR maka akan mengurangi penggunaan benih tak bersertifikat karena dalam pelaksanaan PSR tanaman yang sudah tidak produktif akan digantikan dengan bahan tanaman/benih yang unggul. Perlu diketahui bahwa penggunaan benih tak bersertifikat dapat menurunkan potensi produksi TBS hingga 50 persen.
Ketujuh, dapat mendukung ketahanan pangan melalui intercropping tanaman sawit dengan tanaman pangan seperti padi gogo maupun jagung. Selain budidaya produk tanaman pangan, petani sawit juga dapat melakukan tumpang sari dengan tanaman hortikultura seperti bawang merah, semangka, dan lainnya. Dengan budidaya tanaman polikultur yang demikian dapat menjadi sumber pendapatan petani sawit di masa TBM.
Komentar Via Facebook :