https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Begini Pengaruh Inflasi dan BBM Subsidi Terhadap Petani Sawit Bengkulu

Begini Pengaruh Inflasi dan BBM Subsidi Terhadap Petani Sawit Bengkulu

Petani sawit melangsir hasil panen. foto: ist.


Bengkulu, elaeis.co - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Provinsi Bengkulu pada Mei 2023 mencapai 4,06 persen (yoy). Angka tersebut menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,65 persen.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal, mengatakan, penurunan inflasi merupakan kabar baik bagi masyarakat, terutama para petani sawit yang dominan mendiami Provinsi Bengkulu.

"Inflasi yang lebih rendah berdampak positif terhadap daya beli masyarakat. Harga barang kebutuhan sehari-hari cenderung stabil atau bahkan turun. Bagi petani sawit, ini bisa menjadi dorongan untuk meningkatkan produksi dan mengoptimalkan keuntungan dari usaha mereka," katanya, Selasa (6/6).

Dia mengingatkan pemerintah dan pelaku ekonomi tidak terbuai oleh kabar baik ini. Sebab, inflasi bisa melonjak kapan saja. "Harus tetap waspada. Diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah, BPS, dan pelaku ekonomi untuk memastikan inflasi tetap terkendali," tukasnya.

"Penurunan inflasi harus dimanfaatkan untuk mendorong masuknya investasi, termasuk di sektor perkebunan, di Bengkulu. Pemerintah daerah juga bisa memberikan dukungan dan insentif kepada para petani sawit agar mereka dapat terus meningkatkan produksi dan menjaga kualitas produknya," tambahnya.

Dia juga menyebutkan bahwa harga BBM subsidi sangat mempengaruhi inflasi dan kesejahteraan petani sawit. "Jika harga BBM subsidi diturunkan, maka inflasi makin rendah dan biaya produksi petani sawit berkurang," jelasnya.

Berdasarkan data BPS, kelompok transportasi memberikan andil inflasi sebesar 2 persen pada bulan Mei 2023. "Ini menunjukkan bahwa harga BBM subsidi masih menjadi beban bagi masyarakat, termasuk petani kelapa sawit yang membutuhkan bahan bakar untuk kegiatan produksi mereka," paparnya.

Petani sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Ahmad, sangat mendukung jika pemerintah menurunkan harga BBM subsidi. "Kami merasakan langsung dampak tingginya harga BBM subsidi. Jika diturunkan, keuntungan kami akan lebih baik," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengaku telah meminta pemerintah pusat mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengurangi biaya produksi petani sawit, termasuk menurunkan harga BBM subsidi.

"Keputusan akhir di tangan pemerintah pusat, kami berharap usulan ini segera ditindaklanjuti. Dengan menurunkan harga BBM subsidi, diharapkan kesejahteraan petani meningkat dan mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif," tutupnya.
 

Komentar Via Facebook :