Berita / Komoditi /
Begini Target Aspekpir untuk Petani Sawit
Pekanbaru, elaeis.co - Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (Aspekpir) saat ini tengah menargetkan beberapa poin penting yang bertujuan ikut memajukan perkebunan kelapa sawit di Nusantara. Salah satunya yakni memperkuat kemitraan.
Ketua Umum DPP Aspekpir, Setiyono mengatakan kemitraan ini dianggap penting karena kemitraan saat ini dinilainya mengalami kemunduran. Khususnya antara petani kelembagaan dan perusahaan.
"Misalnya begini, saat ini banyak perusahaan yang tidak mampu membeli hasil kebun petani sesuai dengan harga penetapan. Ini menjadi penyebab renggangnya keharmonisan petani dan perusahaan tadi. Tentu perlu ada dukungan dari pemerintah untuk mencarikan perusahaan yang mampu. Bukan hanya dalam jual beli hasil kebun tapi mampu segalanya yang berkaitan dengan kemitraan tadi," jelasnya saat berbincang bersama elaeis.co Kamis (31/3/2022).
Banyak kasus ketidakmampuan perusahaan atau pabrik kelapa sawit (PKS) itu kata Setiyono terjadi di Riau dan Kalimantan.
Pihaknya juga bertekad untuk menyatukan meningkatkan kembali keharmonisan antara petani baik itu petani inti dan plasma dengan pihak perusahaan. Dimana saat ini tida sedikit terjadi petani justru menjual hasil kebunnya ke PKS lain lantaran perbedaan harga.
"Kita juga akan mencarikan solusi bagi petani yang putus kemitraan dengan perusahaan," bebernya.
Di samping itu pihaknya juga fokus pada pembinaan terhadap petani. Ini dirasa penting lantaran saat ini mayoritas petani adalah generasi kedua dari petani awal. "Maksudnya yang mengelola petani muda, misalnya dari bapak diturunkan ke anak. Kemudian juga petani yang baru terjun ke dunia perkebunan kelapa sawit," katanya.
Generasi tersebut tentu pengalaman di bidang perkebunan kelapa sawit masih sangat minim. Sehingga dibutuhkan pelatihan serta pendampingan saat berkebun kelapa sawit.
"Kalau untuk para petani yang bermitra dengan perusahaan memang sudah ada bimbingan dari awal. Nah sementara untuk petani swadaya ini sangat diperlukan," jelasnya.
Menurut Setiyono, petani swadaya sangat membutuhkan bimbingan. Sebab dengan segala keterbatasan mereka tetap bersemangat untuk bertani kelapa sawit. Jika benar tentu akan menghasilkan hasil yang lumayan. Namun dikhawatirkan justru asal-asalan sehingga hasilnya justru mengecewakan.
"Terlebih bagi petani yang tidak bergabung dengan kelompok tani," paparnya.
Untuk itu ia berharap, pemerintah lewat BPDPKS dapat memperhatikan kondisi ini. Sehingga kesuksesan kelapa sawit berkelanjutan yang dicanangkan pemerintah dapat terwujud.
Bukan hanya pelatihan dan bimbingan dalam perawatan kebun kelapa sawitnya, saat ini petani juga membutuhkan bimbingan dalam hal menajemen keuangannya.
"Harga tinggi saat ini petani cenderung royal tanpa memperhatikan bahwa harga TBS ini hanya berlaku sementara. Artinya bisa saja sewaktu-waktu berubah. Kalau kembali normal masih untung, tapi kalau anjlok di bawah normal itu yang dikhawatirkan. Untuk itu perlu adanya pembinaan menejemen keuangan tadi," tuturnya.
Komentar Via Facebook :