Berita / Sumatera /
Berat di Ongkos, Elita Tak Panen Sawitnya
Muara Tebo, elaeis.co - Elita Sembiring, petani sawit asal Muara Tabir, Kabupaten Tebo, Jambi, sudah sebulan lebih tidak memanen sawitnya. Anjloknya harga sawit membuatnya berpikir dua kali untuk memanen sawit.
"Kalau di sini, harga sekarang hanya Rp 350/kg," katanya kepada elaeis.co, kemarin.
Ia dan keluarganya sepakat tidak memanen TBS karena hasilnya habis buat biaya operasional.
"Biaya panen saja Rp 250/kg. Belum lagi untuk rokok dan makan tukang panen serta mengantar buah sampai ke tengkulak," bebernya.
Meski begitu, dia tetap merawat kebunnya dan memupuk sesuai jadwal. Kebetulan, Elita juga punya usaha kios pupuk non subsidi.
"Sekarang kan harga pupuk tinggi, sawit rendah. Petani tak ada yang membeli pupuk. Jadi dari pada tidak terjual, ya mending dipakai untuk kebun kita," ungkapnya.
Saat ditanya mengapa tidak menjual TBS langsung ke pabrik, menurutnya saat ini sulit mencari truk sawit di Kecamatan Muara Tabir.
"Sudah banyak truk yang berhenti beroperasi, tak mengangkut sawit lagi. Alhasil biaya angkut ke pabrik juga mahal. Kalau dibandingkan dengan harga pabrik sekarang sekitar Rp 1000-an, tak untung juga," bebernya.
Saat ini, Sembiring beserta para petani sawit di Muara Tabir pun hanya bisa berharap agar pemerintah segera bersikap terhadap persoalan harga yang sangat merugikan.
"Ya tolonglah pemerintah itu bertindak, buat kebijakan yang bisa mendorong harga sawit normal kembali agar petani bisa makan," kata wanita tersebut.
Komentar Via Facebook :