https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Beredar Meme Antrean Panjang Pembelian Kecambah PPKS Medan

Beredar Meme Antrean Panjang Pembelian Kecambah PPKS Medan

Meme yang beredar di medsos. Foto: Ist.


Medan, Elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) yang terus naik membuat minat memperluas dan membuka kebun sawit baru semakin meningkat. Alhasil, pembelian kecambah sawit berkualitas produksi dari balai benih resmi juga meningkat.

Salah satu yang diserbu petani adalah Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, balai benih sawit tertua di Indonesia. Diduga dipicu membludaknya pemesanan kecambah, beberapa hari ini beredar di berbagai grup WA meme antrean pembeli di PPKS Medan.

Di meme itu tampak banyak mobil antre di halaman PPKS Medan. Ada pula tulisan 'suasana terkini, antrean panjang order KKS (kecambah kelapa sawit -red) di Kantor PPKS Medan, warga harap bersabar'.

Manager Pemasaran PPKS Medan, Taufiq Caesar Hidayat, tidak mempermasalahkan beredarnya meme tersebut. "Kami benar-benar meminta kesabaran petani karena minat pembelian kecambah produksi PPKS Medan sangat tinggi," katanya kepada Elaeis.co.

Saking banyaknya pesanan, ia mengaku hampir tidak punya waktu istirahat karena terus memproses permintaan pembelian dari petani. "Jam dua pagi pun bunyi HP-ku. Di-call petani yang ingin beli kecambah. Bahkan pernah mau sholat Subuh juga bunyi," kata Taufiq.

Pihaknya sudah menggunakan berbagai cara agar seluruh permintaan kecambah dari petani terlayani, baik melalui media sosial (medsos) maupun lewat aplikasi "Mysawit" yang dibuat PPKS Medan.

Bahkan PPKS Medan juga telah merekrut tenaga pemasaran yang baru untuk melayani proses pembelian kecambah. Tetapi tetap saja antrian semakin panjang karena jumlah pembeli semakin banyak.

Menurutnya, banyak petani memilih kecambah PPKS karena harganya lebih terjangkau. "PPKS Medan harus mematuhi peraturan Kementerian Pertanian, harga kecambah sesuai keputusan pemerintah," sebutnya.

"Harga kecambah Rp 8.000 per butir untuk petani sawit, dapat diskon 10 persen sehingga menjadi Rp 7.200 per butir. Sangat terjangkau harganya," tambahnya.

Taufiq memastikan PPKS tidak pernah memperlambat proses penjualan kecambah kepada petani.

"Saya sendiri baru saja sembuh dari sakit karena kecapekan, hanya istirahat dua hari. Salah satu staf kami pun mengajukan cuti karena mengalami keletihan fisik yang luar biasa dalam melayani pembelian kecambah," bebernya.

"Staf yang cuti itu pun berjanji tidak mematikan Hp agar bisa membantu proses penjualan kecambah dari rumahnya. Jadi, bukan enggak dilayani pembelian kecambah, kami layani semaksimal mungkin. Tapi mohon bersabarlah, karena antrean makin panjang," imbuhnya. 


 

Komentar Via Facebook :