https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Berharap Pada Kacang Setelah Sawitnya Ditebang

Berharap Pada Kacang Setelah Sawitnya Ditebang

Petani kelapa sawit di Desa Tanjung Makmur, Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjungjabung Barat, menanam kacang tanah di sela tanaman sawit muda. Foto: Febri/elaeis.co


Jambi, elaeis.co - Sejak April 2021 Rudi kehilangan sumber penghasilan. Kebun sawitnya di Desa Tanjung Makmur, Kecamatan, Merlung, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi, ditebang karena ikut Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Setelah proses land clearing dan persiapan tanam berlangsung selama beberapa bulan, kebun Rudi dan petani swadaya lainnya kemudian ditanami kembali dengan sawit pada Oktober hingga November 2021. Sawit yang baru ditanam itu diperkirakan akan panen perdana pada 2023 mendatang.

Karena tidak ada lagi hasil panen sawit yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sejak Januari lalu Rudi dan petani lainnya menanam kacang tanah di sela tanaman sawit yang masih muda.

“Dari pada dibiarkan kosong, sementara kami pun tidak ada penghasilan,” kata Rudi kepada elaeis.co, Jum’at (18/2).

Selain karena pertimbangan ekonomi, kacang tanah dipilih dengan tujuan untuk pemulihan kondisi tanah. Para petani sebenarnya mendapatkan hibah bibit jagung sebagai tanaman sela, tapi mereka belum mengambilnya dari koperasi.

“Pilih tanam kacang tanah sebagai tumpang sari, ya supaya tanahnya nanti subur,” katanya.

Menurut, mereka mengetahui tanaman kacang-kacangan dapat mengembalikan kesuburan tanah setelah membaca literatur beberapa penelitian.

Seperti dikutip dari website Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Kementerian Pertanian, peranan bahan organik dari tanaman aneka kacang terhadap kesuburan tanah berhubungan dengan kemampuannya dalam memfiksasi unsur nitrogen (N). Tanaman aneka kacang dapat menyumbangkan sekitar 30% N, hasil dari proses fiksasi N kepada tanaman lainnya dalam sistem tumpang sari maupun rotasi. Di samping itu juga ada tambahan dari residu akar tanaman aneka kacang sekitar 5?15 kg N per hektare (Nnadi dan Haque, 2008).

Saat ini rata-rata produksi kacang tanah oleh petani Indonesia pada lahan kering mencapai 1 ton per hektare. Jika dijadikan lahan tumpang sari, maka areal satu hektare sawit yang dapat digunakan sebagai lahan sela ialah berkisar 70-75%. Itu artinya jika petani dapat mengoptimalkan penggunaan lahannya, mereka dapat menghasilkan hingga 750 kilogram kacang tanah per hektare dari kebun sawitnya.

“Kami baru mencoba dan belum tahu hasilnya nanti berapa. Tapi berapapun hasilnya, kami cuma berharap bisa membuat dapur mengepul di saat sawit kami belum panen,” pungkasnya. 


 

Komentar Via Facebook :