Bengkulu, elaeis.co - Turunnya produktivitas tanaman menjadi alasan kedua kelompok tani di Kabupaten Mukomuko ini ingin mengikuti program peremajaan sawit rakyat (PSR).

Lewat PSR, para petani menaruh harapan agar produksi kebun sawit bisa lebih meningkat.

"Ada dua kelompok tani yang ingin mengusulkan program PSR ke kita. Yakni; Kelompok Tani Kanerah Baru di Kecamatan Pondok Suguh dan Tamang Kenedai Desa Pernyah di Kecamatan Teramang Jaya," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Mukomuko, Iwan Cahaya, kemarin.

Rencananya, kedua kelompok tani itu akan mereplanting tanaman sawit 200 hektar.

"Data pasti berapa luasan yang akan di replanting masing-masing kelompok tani itu belum ada. Tapi yang pasti totalnya 200 hektar. Tim akan mendatangi masing-masing kelompok tani untuk menjelaskan persyaratan mengikuti program PSR," kata dia.

Menurut Iwan, syarat yang harus dipenuhi oleh kelompok tani ketika mendaftar ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) adalah jumlah daftar nama anggota, pengajuan surat keputusan pembentukan kelompok tani, dan dokumen seperti KTP, surat keterangan tanah (SKT), serta sertifikat hak milik (SHM). Data-data ini akan dimasukkan ke dalam aplikasi simultan.

"Jumlah anggota kelompok tani minimal 25 orang, dan luas lahan perkebunan kelapa sawit sedikitnya 50 hektar," kata Iwan.

Sebelum kedua kelompok tani tadi, ada empat kelompok tani sawit lain yang juga telah mengajukan program PSR. Yaitu; KRP Masad Jaya I di Desa Lubuk Talang, KRP Tanera Sejahtera Desa Bunga Tanjung, KRP Mukomuko Kelurahan Pasar Mukomuko, dan KRP Tunas Harapan Desa Manjuto Jaya.

"Keempatnya masih proses verifikasi data di Ditjen Perkebunan. PSR diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kebun sawit petani," pungkasnya.