Berita / Sumatera /
Berjuang 5 Tahun, 597 Petani Sawit Swadaya Akhirnya Kantongi RSPO
Sipirok, elaeis.co - Setelah melewati perjuangan panjang selama 5 tahun, akhirnya 597 petani sawit swadaya di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, berhasil mengantongi sertifikat sawit berkelanjutan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Para petani itu tergabung dalam dua kelompok tani. Yakni Sawit Jaya Lestari Saseba (SJLS) dan Petani Sawit Muara Batangtoru (PSMB).
SJLS menerima sertifikat RSPO pada Januari 2023 untuk kebun sawit seluas 293,69 hektar dengan produksi tandan buah segar (TBS) 5.065,55 ton. PSMB mendapatkan sertifikat RSPO pada Mei 2023 untuk lahan seluas 601,82 hektar dan volume TBS 12.296 ton.
Kesuksesan para petani ini tak lepas dari pendampingan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapsel melalui Dinas Pertanian bersama Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FoKSBI) Tapsel dan Konservasi Indonesia.
Pemkab Tapsel memberikan apresiasi kepada para petani dalam pertemuan Tim Pelaksana Rencana Aksi Daerah (RAD) Kelapa Sawit Berkelanjutan (KSB), Senin (28/8). Sekretaris Daerah Tapsel, Sofyan Adil Siregar, mengatakan, capaian ini adalah buah kolaborasi para pemangku kepentingan yang terdiri dari pemerintah, swasta, akademisi, hingga organisasi masyarakat sipil dan lingkungan yang terus mendorong terwujudnya pembangunan sawit berkelanjutan di Tapsel.
“Diharapkan capaian ini dapat terus ditingkatkan. Dan kepada Tim Pelaksana RAD KSB Tapsel, teruslah berkolaborasi dan berbuat baik untuk kelapa sawit berkelanjutan, khususnya untuk petani sawit mandiri,” kata Sofyan, kemarin.
Salah satu program yang dijalankan Dinas Pertanian, FoKSBI dan Konservasi Indonesia untuk meningkatkan kapasitas petani sawit swadaya adalah mengikutsertakan dalam Sekolah Lapang Sawit Berkelanjutan.
Field Program Manager Konservasi Indonesia, Isner Manalu, menyebutkan, petani sawit yang tergabung dalam Sekolah Lapang mendapat pembelajaran tentang praktik perkebunan yang berkelanjutan. "Kami percaya bahwa dengan mendorong petani melakukan intensifikasi, pembukaan lahan sawit di dalam kawasan hutan dapat dicegah," sebutnya.
"Kegiatan Sekolah Lapang juga telah berdampak pada peningkatan produksi sawit hingga 25%,” sambungnya.
Ketua SJLS, Berlin Sihombing mengatakan, sertifikasi RSPO mampu memotivasi petani untuk terus berkebun dengan baik dan memperhatikan lingkungan. "Kami akan ikut mempromosikan penerapan praktik budidaya sawit berkelanjutan kepada petani lainnya," tukasnya.
Sejauh ini Sekolah Lapang telah melatih 1.155 petani sawit swadaya di Tapsel. Para petani itu diharapkan akan menambah jumlah pemegang sertifikat RSPO di daerah ini nantinya.
Komentar Via Facebook :