Berita / Internasional /
Berkongsi dengan Apical, CEO Cepsa Yakin Udara Andalusia akan Semakin Bersih
Singapura, elaeis.co - Perkongsian antara Apical melalui anak usahanya, Bio Oils, dengan Cepsa dalam proyek pembangunan pabrik biofuel terbesar generasi kedua (2G) di wilayah selatan Eropa membuat Maarten Wetselaar sumringah.
Pria yang dipercaya sebagai Chief Officer Exceutive (CEO) Cepsa ini menjadi semakin yakin dan optimis kalau tak lama lagi langit-langit di kawasan selatan Eropa akan semakin hijau dan bersih.
Termasuk juga, kata Maarten seperti keterangan resmi yang diterima elaeis.co, kemarin, langit-langit di Spanyol juga akan semakin bersih.
“Kami telah memulai pembangunan pabrik biofuel generasi kedua, yang menjadi tonggak utama pertama dari strategi Positive Motion Strategy kami," ucap Maarten Wetselaar.
"Proyek strategis untuk Spanyol dan Andalusia ini akan menjadikan kami sebagai benchmark atau tolok ukur di Eropa dalam bidang molekul hijau," ia menambahkan.
Kata dia, pabrik biofuel yang dibangun Apical dan Cepsa tersebut akan mampu memfasilitasi dekarbonisasi dari sektor-sektor yang tidak dapat beroperasi secara elektronik, seperti industri penerbangan.
"Ini merupakan awal dari babak baru untuk Cepsa dan kawasan ini, yang akan membuka lapangan kerja berkualitas dan menuju era baru industrialisasi,” kata Maarten Wetselaar.
Pabrik baru ini, kata dia, akan dibangun dengan teknologi terkini untuk produksi bahan bakar terbarukan dan memiliki dampak lingkungan yang minimal.
Maarten bilang, fasilitas ini akan mengeluarkan emisi CO2 75 persen lebih sedikit daripada pabrik biofuel tradisional.
"Hal ini bisa terjadi berkat konsumsi hidrogen terbarukan, 100 persen penggunaan listrik terbarukan, serta sistem pemulihan panas dan efisiensi energi yang berbeda," ungkap Maarten.
Selain itu, Maarten Wetselaar mengatakan bahwa pabrik biofuel tersebut dirancang untuk mencapai emisi nol bersih dalam jangka menengah.
"Pabrik yang kami bangun ini juga tidak akan mengonsumsi air bersih, melainkan hanya menggunakan air reklamasi," kata Maarte
Ia menegaskan, dirancang menjadi pabrik dengan konsep digital, pabrik biofuel 2G di selatan Eropa ini mengakomodasi berbagai perkembangan industri.
"Termasuk kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan data analisa yang dapat memaksimalkan efisiensi proses dan memastikan standar tertinggi dalam hal keamanan dan perlindungan lingkungan," ujar Maarten.
"Fasilitas ini juga akan menggunakan hidrogen terbarukan dan air yang dipulihkan dalam proses produksinya, menghindari kebutuhan menyedot air tawar di lokasi pabrik," kata dia lagi.
Pihaknya tekah berhitung, fastilis ini akan mendongkrak kapasitas produksi di perusahaan patungan Cepsa-Apical sebanyak dua kali menjadi 1 juta ton per tahunnya.
"Keberadaan pabrik biofuel yang ramah lingkungan ini diharapkan dapat menjawab kenaikan permintaan di pasar," tegas Maarten Wetselaar selaku CEO Cepsa.
Sebelumnya, Pratheepan Kanuragaran selaku Direktur Eksekutif Apical mengungkapkan bahwa proyek pabrik tersebut senilai € 1,2 miliar dan dijadwalkan akan memulai produksi pada tahun 2026.
Diprediksi, kata Pratheepan, pabrik tersebut akan mampu memproduksi 500.000 ton sustainable aviation fuel (SAF) dan renewable diesel.
Disebut-sebut kalau angka tersebut setara dengan pengurangan emisi dari 600.000 kendaraan penumpang jika tidak digunakan setiap tahunnya.
"(Jumlah itu -red) cukup untuk memberi tenaga pesawat terbang mengelilingi bumi sebanyak 1.300 kali, serta mencegah emisi CO2 sebanyak 3 juta ton per tahun," ujar Pratheepan Kanuragaran selaku Direktur Eksekutif Apical.(*)
Komentar Via Facebook :