Berita / Bisnis /
BI: Dibanding Negara Lain, Nilai Tukar Rupiah Cukup Stabil
Elaeis.co - Bank Indonesia (BI) mencatat arus modal asing masuk ke dalam portofolio secara keseluruhan mencapai USD4,9 miliar pada kuartal I-2021. Arus modal asing masuk tersebut membuat cadangan devisa pada April meningkat sebesar USD138,8 miliar.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, tingginya inflow dan cadangan devisa menjadi keuntungan sendiri bagi bank sentral. Sebab, kondisi tersebut secara otomatis membuat penguatan terhadap nilai tukar Rupiah.
"Kondisi ini mendukung langkah-langkah stabilisasi nilai tukar Rupiah yang terus dilakukan di BI," jelas Perry seperti ditulis Selasa (1/6). Dikutip merdeka.com.
Perry menyampaikan, Mata uang Garuda tercatat bergerak stabil secara year to date (ytd) dan terjadi depresiasi 2,12 persen dengan rata-rata sebesar Rp14.262 per USD.
"Dibandingkan negara lain cukup stabil, dan kita punya komitmen menjaga nilai tukar Rupiah," jelasnya.
Dia optimistis dengan perkembangan ini perkirakan nilai tukar Rupiah di tahun ini Rp14.100 sampai Rp14.600 per USD. Sementara pada tahun depan diproyeksikan sekitar Rp14.100 sampai Rp14.500 per USD.
Kemenkeu Proyeksi Rupiah Terus Bergerak Menguat
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan kinerja nilai tukar Rupiah masih cenderung terus menguat. Hal ini sejalan dengan prospek pemulihan ekonomi global dan domestik serta menggeliatnya aktivitas perdagangan global.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemulihan ekonomi mendorong kinerja neraca dagang sisi ekspor dan impor mulai pulih. Hal ini juga berpotensi akan menyebabkan kembali terjadinya normalisasi defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit) yang tadinya surplus kembali menjadi defisit yang juga akan menentukan kinerja rupiah kedepan.
Tak hanya itu, penguatan Rupiah juga didukung oleh perkembangan pasar keuangan domestik relatif mulai stabil, setelah mengalami voltalitas pada bulan Maret yang lalu.
"Kisaran Rupiah masih ada tren kecenderungan pemuatan meskipun terbatas ini diakibatkan karena pemulihan global dan domestik akan meningkatkan aktivitas perdagangan," ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, di Jakarta, Senin (31/5).
Komentar Via Facebook :