https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Bibit Sawit Bodong Masih Marak, Pemerintah Harus Bertindak

Bibit Sawit Bodong Masih Marak, Pemerintah Harus Bertindak

Ilustrasi-tanaman sawit di Kabupaten Siak, Riau. (Sahril/Elaeis)


Pekanbaru, elaeis.co - Pemerintah berencana melakukan uji DNA kebun kelapa sawit petani. Tujuannya untuk meningkatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit dan mendukung percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). 

Langkah yang dilakukan pemerintah itu pun mendapat sambutan baik dari para petani, salah satunya DPD I Aspek-PIR Riau.

Aspek-PIR mendukung penuh kebijakan itu karena dinilai saat ini masih marak penjualan bibit palsu. "Kemarin sempat berhasil dibongkar di wilayah Bengkulu, dimana bibit PPKS dipalsukan oleh oknum tak bertanggung jawab," ujar Ketua DPD I Aspek-PIR Riau, Sutoyo kepada elaeis.co, Selasa (5/7).

Sutoyo berharap hal ini mendapat perhatian dari pemerintah. Agar tidak ada lagi peredaran bibit palsu yang merugikan petani.

"Kita berharap ke depan semua kebun kelapa sawit sudah menggunakan bibit unggul bersertifikat. Sehingga produksi dapat meningkat dan pemerataan harga dapat terjadi. Kalau sudah harga merata, kesejahteraan petani pun lebih terjamin," ujarnya.

Saat ini petani justru dipaksa untuk mengejar standar kualitas PKS agar mendapat harga yang lebih baik. Namun harga pupuk justru masih terus melambung tinggi. Sementara harga TBS terus anjlok. Tentu dampaknya sangat terasa bagi para petani swadaya.

Sebelumnya, Sutoyo juga menjelaskan bahwa program PSR tersendat lantaran beberapa persyaratan yang justru dinilai memberatkan petani bahkan kelembagaan. "Kalau inginnya target PSR tercapai, maka seharusnya pemerintah memberikan kemudahan bagi para petani dan kelembagaan. Terutama dalam pengusulannya," bebernya.

Kemudian, kemudahan seharusnya juga di berikan petani dalam mengusulkan dana PSR di BPDPKS. Jika PSR ini berjalan dan pemerintah komitmen dengan penerapan bibit berkualitas tinggi, maka tidak kecil kemungkinan produksi kebun petani dapat meningkat. 

"Bisa saja kebun kelapa sawit petani mencapai 30-35 ton/hektare dalam setahunnya," ujarnya.

Tentu jika produksi meningkat bukan hanya petani yang diuntungkan, namun juga para pelaku usaha dan pemerintah. "Kita berharap 5-10 tahun mendatang seluruh kebun petani berganti dengan bibit unggul. Sehingga target produksi nasional meningkat bahkan terjaga," katanya.

Komentar Via Facebook :