Berita / Nasional /
Bioavtur Meluncur, Harga Sawit Masih Stagnan di Bengkulu, Mestinya Rp3 Ribu per Kg
Bengkulu, elaeis.co - Wakil Ketua Kadin Provinsi Bengkulu, Arnop Wardin menilai harga TBS sawit mestinya sudah Rp3 ribu per kilogram karena CPO telah diproses menjadi Bioavtur.
PT Pertamina (Persero) telah sukses memproduksi bioavtur sebesar 2,4%, yang dikenal dengan nama Jet Avtur 2,4 (J2.4), di Kilang Cilacap. Produksi Bioavtur mestinya berdampak positif terhadap harga TBS kelapa sawit.
"Kehadiran Bioavtur mestinya bisa mendongkrak harga CPO dan TBS sawit, tapi ini belum berdampak sama sekali," kata Arnop, Jumat (13/10).
Arnof menilai ada beberapa faktor yang menghambat kenaikan harga TBS kelapa sawit di Bengkulu. Salah satunya dugaan fluktuasi harga minyak mentah dunia yang dapat mempengaruhi pasar CPO dan berdampal pasa harga TBS sawit.
"Kemungkinan ini dipengaruhi fluktuasi harga minyak mentah dunia. Jadi harga CPO dan TBS ikut terpengaruh," tuturnya.
Sayangnya hingga saat ini belum ada keputusan konkret dari pemerintah dan pelaku industri terkait harga TBS sawit petani. Situasi ini pun menimbulkan ketidakpastian di kalangan petani yang tetap menantikan peningkatan harga sesuai ekspektasi.
"Semua pihak butuh keputusan yang mendukung kenaikan harga TBS kelapa sawit. Sebab kenaikan harga TBS dapat mendorong ekonomi dan kesejahteraan petani sawit," ujarnya.
Untuk itu dia berharap pemerintah dan pelaku industri bersinergi untuk mengevaluasi permasalahan ini dan mencari solusi agar petani kelapa sawit dapat merasakan manfaat produksi Bioavtur.
Ia juga meminta agar Kementerian Pertanian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) perlu mempertimbangkan kebijakan yang mendukung peningkatan harga TBS kelapa sawit.
"Dengan kerja sama yang kuat, diharapkan industri kelapa sawit dapat tumbuh lebih baik lagi," tuturnya.
Komentar Via Facebook :