Berita / Sumatera /
Bisa Tumpang Sari, Jangan Takut Replanting
Siak, Elaeis.co - Pohon kelapa sawit yang sudah mencapai usia lebih dari 25 tahun disarankan segera diremajakan atau di-replanting. Selain karena produktivitas sudah menurun, kondisi pohon yang tinggi juga akan menyulitkan petani saat melakukan panen.
Namun, masa replanting ini akan sangat berdampak pada perekonomian petani. Pasalnya, kebun mereka tidak berproduksi selama tiga tahun.
Kondisi ini diakui oleh Umbarno, Ketua Kelompok Tani Setia Rukun di Desa Teluk Merbau, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Riau.
"Kalau sekarang yang jadi momok di masyarakat, nanti kalau saya replanting mau makan apa. Itu jadi momok sampai sekarang," katanya saat berbincang dengan Elaeis.co.
Namun, jika kreatif, para petani sebenarnya tidak perlu khawatir. Menurutnya, masih banyak yang bisa dilakukan petani sawit untuk tetap melanjutkan roda perekonomian saat masa replanting itu.
"Jadi pesan saya, kita itu tidak perlu takut tak makan kalau sawit di-replanting. Intinya kita percaya saja sama Tuhan, bahwasanya ada kok jalan untuk kita cari rezeki waktu sawit kita itu ditumbang. Dan pemerintah kasih solusi juga kok, di situ boleh ada tumpang sari untuk biaya kehidupan," ujarnya.
Dengan tumpang sari, para petani bisa melakukan usaha lain di perkebunan tersebut hingga sawit mereka menghasilkan kembali.
"Tumpang sari ini kan banyak. Bisa menanam jagung atau semangka di kebun itu. Banyak yang lain juga yang bisa dijadikan sumber penghasilan," tambahnya.
Umbarno mengatakan, dengan sistem tumpang sari ini juga dia dan 40 orang anggota kelompok taninya sukses mereplanting kebun sawit mereka melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR) dari BPDPKS.
Bahkan, uang yang dihasilkan dari usaha tumpang sari mereka sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga hingga sawit mereka produksi kembali.
Komentar Via Facebook :