https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Bisnis Koperasi Makin Beragam, Jualan Solar Hingga Produksi Minyak Makan Merah

Bisnis Koperasi Makin Beragam, Jualan Solar Hingga Produksi Minyak Makan Merah

Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi. Foto: Humas Kemenkop UKM


Jakarta, elaeis.co - Pemerintah terus mendorong peningkatan kontribusi usaha koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dari 5,7% menjadi 6,2% di tahun 2024. Beberapa kebijakan afirmatif yang telah diterapkan diantaranya adalah program koperasi modern yang dilaksanakan mulai 2020 hingga 2023 yang telah diintervensi sebanyak 400 koperasi dan akan menjadi 500 koperasi modern pada tahun 2024.

Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Ahmad Zabadi mengatakan, program korporatisasi petani menghadirkan ekosistem hulu hilir dengan menciptakan nilai tambah ekonomi bagi petani anggota koperasi. Dalam program ini petani menjadi penyedia bahan baku/supplyer dan koperasi menjadi konsolidator dan aggregator produk pertanian dengan mencari pasar/offtaker.

"Kami ingin koperasi menjadi bagian dari rantai pasok dari ekosistem bisnis dan terhubung dengan dunia usaha lain atau industri. Program hilirisasi koperasi kita dorong agar terintegrasi dari hulu ke hilir dalam konteks koperasi di sektor ril," kata Ahmad dalam keterangan resmi dikutip Selasa (15/10).

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir program pembenahan kualitas koperasi yang dilakukan Kemenkop UKM telah membuahkan hasil diantaranya jumlah permodalan koperasi yang meningkat dari Rp 200,66 triliun di tahun 2014 menjadi Rp 275,06 triliun di tahun 2023. Dan dari 23.506 usaha simpan pinjam koperasi yang telah mengikuti/masih berproses di self declare dalam rangka tindak lanjut UU P2SK tahun 2024 yaitu sebesar Rp 235,7 triliun. Berdasarkan ODS per 31 Desember 2023, jumlah koperasi sebanyak 130.119 unit.

Program atau kebijakan lain yang ditempuh Kemenkop UKM dalam pengembangan koperasi yaitu pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah (M3) berbasis koperasi. Melalui program ini petani sawit mendapat kepastian harga Tandan Buah Segar (TBS) dan memperoleh manfaat dari proses hilirisasi CPO sehingga kesejahteraan mereka meningkat. Saat ini sudah ada lima pabrik minyak makan merah yang sedang dibangun secara mandiri oleh koperasi.

"Kami harap akan ada 6 - 8 pabrik minyak makan merah yang nantinya dikelola oleh koperasi untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng yang lebih berkualitas dan bergizi," kata Ahmad.

Kemenkop UKM juga mendorong program Solar Untuk Koperasi (Solusi) Nelayan untuk memenuhi kebutuhan solar bersubsidi bagi nelayan dengan pengelolaan SPBU Nelayan dilakukan oleh koperasi. Program ini sudah berjalan di 11 titik dengan volume BBM yang disalurkan mencapai 7.300 KL.

Selain itu juga ada program revitalisasi pasar rakyat untuk memberikan akses pemasaran kepada pelaku usaha mikro dan kecil sehingga dapat membangun ekosistem bisnis di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) melalui wadah koperasi. Dari tahun 2022 hingga 2024 telah dibangun 11 pasar melalui skema penganggaran tugas pembantuan.

"Pada tahun 2024 ini lokasi pasar yang ditetapkan adalah Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Parigi Mountong, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sintang, Kabupaten Maybrat, dan Kabupaten Musi Rawas Utara,” sebutnya.


 

Komentar Via Facebook :