https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Bolehkah Memupuk Sawit pada Musim Hujan? Berikut Penjelasannya

Bolehkah Memupuk Sawit pada Musim Hujan? Berikut Penjelasannya

Petani memupuk sawit untuk meningkatkan produktivitas. Foto: Ist./Mreza Uyu


Bengkulu, elaeis.co - Pemupukan sawit harus dilakukan tepat waktu. Ada saat-saat tertentu di mana petani sawit sebaiknya tidak melakukan pemupukan. Salah satunya pada saat musim hujan. Sebab akan membuat pupuk menjadi terbuang sia-sia karena tercuci oleh air hujan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan mengatakan, pemupukan pada kelapa sawit adalah faktor penentu produktivitas tanaman. Tujuan dari pemupukan adalah untuk memberikan nutrisi tambahan pada tanah agar diserap oleh tanaman dalam proses pertumbuhannya. Pertumbuhan tanaman dapat lebih optimal jika nutrisi tersedia dalam jumlah yang cukup dan berimbang.

"Namun, jika pemupukan dilakukan pada musim hujan, malah akan mengakibatkan terjadinya pencucian (leaching), erosi, run off, dan penguapan," kata Ricky, kemarin.

Ia menjelaskan, ketika musim hujan, kehilangan unsur hara terjadi karena proses leaching atau terbawa pergerakan air tanah dari lapisan atas ke bawah sampai kedalaman tertentu.

"Proses ini bersifat spesifik dan dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia tanah, jenis pupuk dan kelarutannya, curah hujan, dan faktor tanaman," ujarnya.

Selain itu, katanya, pemupukan yang berlebihan dapat menjadi masalah utama dalam pencucian unsur hara. Oleh karena itu, prinsip pemupukan berimbang berupa tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat sasaran perlu diterapkan. 

"Aplikasi pemupukan secara tepat ini akan mencegah pupuk terbuang sia-sia akibat tercuci oleh air hujan," tuturnya.

 

Meski begitu, jika pemupukan sangat dibutuhkan saat curah hujan tinggi, maka pupuk sebaiknya diberikan dengan cara disemprot atau ditugal. Pemberian pupuk dengan cara ditugal (dibenamkan dalam lubang perakaran tanaman) harus ditutup kembali dengan tanah. 

"Hindari pemberian pupuk dengan cara dikocor untuk menghindari kondisi tanah yang semakin lembab. Pemberian pupuk dengan cara ditabur di sekitar tanaman juga meningkatkan risiko pupuk terbuang dan tercuci ke lingkungan," bebernya.

Karena air hujan mengandung unsur nitrogen yang cukup tinggi, katanya, pemberian pupuk nitrogen saat musim hujan perlu dikurangi dosisnya. Namun, pupuk fosfor dan kalium tetap diperlukan untuk merangsang pembungaan.

Sifat asam pada air hujan juga membuat kebutuhan pupuk kalsium atau dolomit meningkat untuk menaikkan pH tanah. Pupuk kalsium diaplikasikan dengan cara disemprotkan sementara kapur dolomit diaplikasikan dengan cara ditaburkan ke tanah di sekitar tanaman lalu dipendam.

"Jadi petani kelapa sawit perlu perhatikan waktu dan jenis pupuk apa saja yang harus diberikan ke tanaman kelapa sawit," tutupnya.
 

Komentar Via Facebook :