Berita / Kalimantan /
Borneo Forum ke-5 Digelar untuk Dorong Industri Sawit Berkelanjutan
Palangka Raya, elaeis.co – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi tuan rumah Borneo Forum ke-5 Tahun 2022. Tahun ini merupakan pertemuan yang ke-5 dan tema yang diusung adalah “Menuju Industri Sawit Borneo Berkelanjutan”.
Borneo Forum merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Pengurus dan anggota Gapki Cabang Kalimantan Timur sejak tahun 2017, namun saat ini Borneo Forum melibatkan semua cabang Gapki di Pulau Kalimantan.
Kegiatan itu dibuka resmi Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran di Palangka Raya, Rabu (24/8). Pembukaan Talkshow Borneo Forum ke-5 dihadiri secara khusus oleh oleh Anggota DPR RI Dapil Kalteng H Agustiar Sabran, Anggota DPD RI Agustin Teras Narang, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono, Gubernur Kalimantan Timur H Isran Noor dan perwakilan dari Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan serta Kalimantan Utara.
Sugianto Sabran memberikan apresiasi terlaksananya kegiatan ini yang diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi pemerintah dan pelaku usaha dalam rangka mewujudkan industri kelapa sawit berkelanjutan.
Di Kalteng sendiri, katanya, terdata perizinan Perusahaan Besar Swasta (PBS) sawit sebanyak 300 unit dengan luas 3,2 juta hektare.
“Namun PBS yang sudah operasional sebanyak 198 unit dengan luas 2,3 juta hektare, PBS yang belum operasional sebanyak 102 unit dengan luas 941.690 hektare,” sebutnya dalam keterangan resmi Pemprov Kalteng.
Lebih lanjut disampaikan, data produksi tahun 2021 yakni produksi CPO (Crude Palm Oil) sebanyak 6,5 juta ton, produksi kernel sebanyak 1,3 juta ton, dan produksi PKO (Palm Kernel Oil) sebanyak 146.429 ton.
“Saya mengharapkan adanya kesepahaman bersama antara pemerintah pusat dan daerah mengenai usulan provinsi penghasil sawit terhadap Dana Bagi Hasil Sawit (DBH Sawit) dengan pertimbangan bahwa sebagai provinsi penghasil sawit yang juga membutuhkan peningkatan aspek kesehatan, pendidikan dan aspek infrastruktur, membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Dan secara mendasar seluruh kekayaan alam kiranya dapat memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat daerah setempat," tukasnya.
Ketua Panitia Penyelenggara Borneo Forum ke-5, Rizky Djaya menyampaikan, maksud diadakannya kegiatan ini yakni untuk mewadahi para stakeholders perkelapasawitan untuk berdiskusi dan mengurai isu-isu strategis kelapa sawit khususnya di wilayah Pulau Kalimantan.
"Tujuannya untuk merumuskan solusi yang direkomendasikan untuk ditindaklanjuti secara bersama oleh para pemangku kepentingan industri kelapa sawit, memantapkan tata kelola kelapa sawit berkelanjutan melalui sinergi para pihak guna memperkuat daya saing dan peran strategis bagi perekonomian nasional dan daerah serta merumuskan kebijakan dan dukungan keuangan daerah untuk industri kelapa sawit dan turunannya," urainya.
Melalui pertemuan ini diharapkan adanya peran serta pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pelaku industri kelapa sawit.
"Juga adanya komitmen dari perusahaan perkebunan untuk melaksanakan kemitraan, tata kelola dan pengembangan industri kelapa sawit yang berkelanjutan, serta adanya alokasi yang jelas keuangan pusat dan daerah untuk mendukung keberlanjutan industri sawit dan daerah produksi sawit," katanya.
Borneo Forum dirangkai dengan seminar, pameran dan pengalaman bisnis. Acara ini berlangsung selama dua hari, tanggal 24-25 Agustus 2022 dan diikuti oleh peserta diantaranya tokoh adat dan masyarakat desa sekitar perkebunan kelapa sawit, para pengusaha industri perkebunan kelapan sawit, aparat pemerintah dan pusat, akademisi, pengusaha industri pendukung perkebunan kelapa sawit, UMKM serta LSM/Lembaga Independen yang pro sawit.
Komentar Via Facebook :