Berita / Sulawesi /
Brida Sulteng Kembangkan Pakan Ternak Ruminansia Besar Berbasis Bahan Lokal
Palu, elaeis.co - Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Sulawesi Tengah (sulteng) mengembangkan pakan ternak menggunakan bahan lokal untuk memastikan ketersediaan pakan ternak di wilayahnya.
Pakan ternak ruminansia besar berbasis bahan lokal itu dikembangkan bekerja sama dengan kelompok solidaritas alumni sekolah peternakan rakyat Indonesia (SASPRI) yang berlokasi di Bulubete, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi.
Kepala Brida Sulteng, Faridah Lamarauna menjelaskan, Sulteng berpeluang menjadi daerah penyangga kebutuhan pangan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur. "Sulteng berada pada agro ekosistem yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana tertentu, juga mempunyai fungsi utama untuk mendukung pemenuhan pangan di daerah IKN," jelasnya dalam keterangan resmi, kemarin.
Menurutnya, Brida Sulteng telah melakukan sekolah lapang terkait kajian pakan ternak ruminansia besar berbasis bahan lokal sejak bulan Februari sampai dengan September 2023. Riset juga melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), unsur OPD terkait di Provinsi Sulteng, dan unsur OPD terkait di Sigi.
Desa Bulubete menurutnya sangat cocok untuk pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan inovasi teknologi karena merupakan sentral peternakan sapi potong. Mengingat letaknya yang strategis sebagai representasi lahan marginal khususnya lahan kering, maka untuk meningkatkan peranan dan kapasitasnya, perlu direvitalisasi dengan membangun/memperbaiki performa ternak sapi melalui perbaikan nutrisi.
"Berkaitan dengan hal tersebut, maka kami melakukan kajian pakan perbaikan nutrisi ternak pada peternakan rakyat di Sulteng. Usaha ternak sapi potong juga merupakan usaha yang bersifat turun temurun. Perbaikan nutrisi ternak itu diharapkan akan bermuara pada perbaikan reproduksi dan produksi ternak, dan juga perbaikan daging ternak," ungkapnya.
Kegiatan dapat diimplimentasikan sebagai sistem peternakan yang memanfaatkan sumber daya bahan organik hasil ikutan pertanian sebagai bahan pakan ternak dan memberikan nilai tambah berupa peningkatan produktivitas, pendapatan petani dan juga ramah lingkungan.
Riset ini mengandalkan sisa-sisa pertanian seperti jerami padi, batang jagung, dan kelor. Selain itu, bahan tambahan lain seperti dedak, bungkil sawit, sentrat, dan tepung ikan sebagai penambah protein.
Dalam riset ini dikaji efek penggunaan bungkil sawit dan bahan kelor sebagai pakan penguat dalam ransum sapi lokal terhadap produktivitas dan performa ternak sapi yang dihasilkan di Kabupaten Sigi.
"Riset ini bertujuan untuk optimalisasi sisa-sisa hasil pertanian sebagai bahan pakan perbaikan nutrisi ternak pada pengembangan model perbibitan sapi potong, serta dapat membantu mengatasi ketersediaan pakan ternak ruminansia besar sehingga para peternak tidak lagi mengalami kekurangan pakan saat musim kemarau," paparnya.
Riset ini juga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak terkait inovasi teknologi pembuatan pakan berbahan lokal yang ada di sekitar lingkungannya, serta menguatkan peran kelembagaan peternak dengan kelembagaan pendukung lainnya (koperasi).
"Dengan keterampilan pembuatan pakan ternak berbasis bahan lokal, dapat menjadi mata pencaharian alternatif bagi masyarakar. Dengan pemberian ransum pakan secara intensif, juga dapat meningkatkan pendapatan peternak," tutupnya.
Komentar Via Facebook :