https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

BRIN Bantu Berau Kembangkan Potensi Unggulan dan Atasi Kendala Daerah

BRIN Bantu Berau Kembangkan Potensi Unggulan dan Atasi Kendala Daerah

Bupati Berau Sri Juniarsih menerima audiensi Oetami Dewi Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah BRIN. foto: Humas BRIN


Jakarta, elaeis.co - Saat ini Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, sedang berbenah untuk perbaikan infastruktur untuk mendukung IKN. Sebagai mitra IKN, Kabupaten Berau mempunyai beberapa potensi unggulan yaitu sektor pariwisata mengingat daerah ini masuk 50 desa wisata terbaik. Diharapkan kearifan lokal di Berau tetap terjaga untuk mengangkat perekonomian daerah.

Kabupaten Berau tahun ini juga mendapat Apresiasi Daerah Peduli Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Potensi Sumber Daya Lokal oleh Kemendagri bekerja sama dengan Media Kompas. Selain itu, Kabupaten Berau memiliki kakao terbaik di Indonesia dan sudah diekspor ke beberapa negara, di antaranya Italia dan Singapura. Potensi menjadi peluang besar bagi masyarakat dalam meningkatkan ekonominya jika dikelola dengan optimal.

Baca juga: Peneliti BRIN Berhasil Tingkatkan Kualitas Gula Merah Sawit di Pasbar

Penjelasan tersebut diutarakan Bupati Berau, Sri Juniarsih, saat menerima Oetami Dewi, Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Oetami sendiri hadir dalam rangka pendirian Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (bapperida) di Berau.

‘’Kami mendukung berdirinya Bapperida yang diharapkan dapat menampung semua hasil riset dan inovasi masyarakat Berau. Terutama menjadi penggerak dalam riset dan inovasi untuk peningkatan perekonomian daerah,’’ kata Sri dalam keterangan resmi Humas BRIN dikutip Rabu (2/10).

Menanggapinya, Oetami menyatakan bahwa Kabupaten Berau sudah memenuhi persyaratan karena pengajuan SP BRIN sudah keluar sejak 16 April 2024. "Namun perlu upaya dari daerah untuk menidaklanjutinya. Hal inilah yang perlu didorong agar kolaborasi dengan BRIN selaku pembina teknis semakin erat," jelasnya.

Baca juga: BRIN Cari Formula Atasi Kendala Pembuatan Gula Merah Sawit di Pasbar

‘’Ada 12 Organisasi Riset dan 85 Pusat Riset di BRIN yang siap membantu dan mendampingi daerah, baik dalam upaya menyelesaikan permasalahan daerah, maupun optimalisasi potensi daerah," tambahnya.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah daerah juga dapat memanfaatkan Data Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) yang dikeluarkan BRIN tahun 2023. "Contohnya, dapat mendorong penguatan pilar 12, kapabilitas inovasi melalui penguatan enam elemen ekosistem riset dan inovasi,’’ sebutnya.

Saat berdiskusi, pihak Pemkab Berau mengungkapkan bahwa saat ini masih terdapat permasalahan pada sektor perkebunan sawit yang menjadi permasalahan utama di Berau. Yaitu banyaknya limbah sawit yang cukup banyak dan diperlukan solusi.

Baca juga: Data Lahan Sawit Selalu Berbeda, BRIN Kembangkan Teknologi GEOMIMO dan Dikerjasamakan dengan NASA dan Google

Sedangkan terkait pengembangan kakao, ada berbagai tantangan seperti kurangnya minat petani. Saat ini petani lebih tertarik menanam kelapa sawit yang memiliki luas arel tanam mencapai 30.000 Ha, serta nilai jualnya lebih menarik. Kemudian IG (Indikasi Geografis) kakao sudah ditetapkan, namun hanya sebagai pengungkit yang mendorong kakao menjadi branding di luar.

Tantangan untuk pariwisata yakni belum didukung oleh infrastruktur dan akomodasi yang bagus. Dinas Pariwisata sendiri sudah mempunyai aplikasi SIDEWI (Sistem Informasi Desa Wisata), akan tetapi belum dipromosikan dan belum tersosialisasikan dengan baik.

Baca juga: GPPI Berangkatkan Penggiat Rumah Tamadun Binaan SAMADE dan Peneliti BRIN ke Washington

Di akhir diskusi, Mutiara selaku Koordinator BRIN Regional 8 Wilayah Kaltara, Kaltim, dan Kalsel menyampaikan, BRIN melalui Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah memberikan pendampingan teknis dalam penentuan Produk Unggulan Daerah (PUD).

‘’Ada berbagai metode dalam penetapan ini, akan tetapi yang diutamakan adalah berbasis bukti atau berbasis data. Dalam mengoptimalkan pengembangan potensi daerah, perlu penyelerasan visi dan misi daerah yang dituangkan dalam RPJPD ataupun RPJMD. Seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran, dan peningkatan tenaga kerja. Oleh sebab itu, kolaborasi dan cross cutting program yang didukung oleh seluruh perangkat daerah menjadi penting dan utama,’’ pungkasnya.

 

Komentar Via Facebook :