Berita / Serba-Serbi /
Program Pusat
BRIN Kaji Sawit Masuk dalam Program Ekonomi Hijau
Medan, elaeis.co - Para peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kajian dan penelitian tentang pengembangan ekonomi hijau atau green economy dalam pembangunan Indonesia di masa depan.
Yang menarik, salah satu bahan kajian untuk pembangunan ekonomi hijau itu adalah industri perkebunan kelapa sawit. Sumatera utara sebagai "nenek moyang"-nya industri perkebunan sawit menjadi salah satu sorotan BRIN.
Hal ini diketahui saat digelar diskusi kelompok terpumpun atau focus group discussion (DKT/FGD) di Dinas Perkebunan Sumut, Kamis (2/6/2022) sore, dan dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Perkebunan Lies Handayani Siregar.
Kegiatan itu dihadiri oleh dua pakardari BRIN yakni Ngadi dan Insan Firdaus, sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di jajaran Pemprovsu seperti Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas LHK, dan lainnya.
Hadir juga para peneliti dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Muhardi Kahar dari BPS Pusat, Eko Pramudya dari PT Karya Pratama Niaga Jaya (KPNJ) yang berkedudukan di Kanbupaten Batubara, Ketua DPW Apkasindo Sumut Gus Dalhari Harahap, dan lainnya.
Dalam kegiatan DKT yang dipandu oleh Indra Gunawan Girsang STP MMA selaku Penyluh Lingkungan Muda Dinas Perkebunan Sumut itu, Ngadi dari BRIN menyebutkan hasil kajian dan penelitian tentang ekonomi hijau, termasuk dengan melibatkan industri perkebunan kelapa sawit, diharapkan akan menghasilakn hal yang baik bagi Indonesia.
Ia mengatakan, semua hasil kajian tentang pembangunan ekonomi hijau akan diserahkan ke pemerintah untuk kemudian diambil tindakan atau kebijakan untuk penerapan hasil kajian itu dalam program ekonomi hijau.
Sementara itu Tarsudi dari Bappeda Sumut memaparkan sejumlah program Pemprovsu yang mengupayakan penerapan ekonomi hijau di Sumatera Utara.
Terkait sawit, Tarsudi juga memaparkan berbagai isu negatif yang beredar saat ini.
Di lain sisi, Kepala Dinas Perkebunan Sumut Lies Handayani Siregar mendukung upaya BRIN tersebut dan menegaskan kalau perkebunan sawit adalah bagian dari ekonomi hijau itu sendiri.
Saat ini pihaknya terus berupaya mengembangkan ekonomi hijau di kalangan petani sawit melalui sejumlah program seperti peremajaan sawit rakyat (PSR).
Kata dia, PSR ini penting agar petani bisa meningkatkan kualitas tanaman dan hasil tanaman sawit sehingga tidak terdorong untuk melakukan perluasan kebun sawit hanya untuk meningkatkan hasil tanaman.
Lies juga menegaskan kalau sawit adalah tanaman yang paling efesien, bisa dipanen berkali-kali tanpa harus melakukan penebangan tanaman.
Ketua Apkasindo Sumut Gus Dalhari Harahap menyebutkan para petani sawit saat ini sejatinya tidak memiliki apapun kecuali harapan.
"Hanya hope atau harapan yang kami miliki saat ini," kata dia.
Apalagi kondisi petani sawit saat ini pun sedang berada dalam tekanan akibat kebijakan di tingkat pemerintah puusat yang berimbas pada jatuhnya harga pembelian tandan buah segar (TBS) produksi petani.
Karena itu ia berharap agar hasil penelitian dan kajian dari BRIN bisa didengarkan pemerintah pusat untuk kemudian diterapkan dan berpotensi menguatkan kesejahteraan petani sawit.
Komentar Via Facebook :