https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

BUMN Ini Jauh-Jauh Beli Bibit Sawit, Ini Kata Apkasindo

BUMN Ini Jauh-Jauh Beli Bibit Sawit, Ini Kata Apkasindo

Petugas Karantina Tumbuhan Cilegon saat memeriksa bibit sawit yang dari PPKS Medan. foto: bantennews.co.id


Banten, elaeis.co - Satu persatu bibit kelapa sawit berumur sekitar 1 tahun itu diperiksa oleh petugas Karantina Tumbuhan Cilegon, Banten, Minggu (25/4). 

Hasilnya, tak ada satupun ditemukan Organisme Penggangu Tumbuhan /Karantina (OPT/OPTK) Darna Catenatus dan Darna bradleyi atau gejala penyakit tanaman lainnya pada 1.115 bibit yang bersumber dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan itu.

Seperti dilansir bantennews.co.id, dari keterangan Surat Persetujuan Penyaluran Benih/Bibit Kelapa Sawit (SP2B-KS), bibit tadi akan dipakai oleh PT Perkebunan Nusantara VIII untuk sisipan tanaman kelapa sawit 2021 di kebun Cisalak Baru, Lebak. 

Hanya saja, jauhnya pengiriman bibit itu membikin Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPP Apkasindo), Gulat Medali Emas Manurung, heran. 

Bagi auditor Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) ini, pemeriksaan bibit wajib dilakukan, demi memastikan bahwa semuanya sesuai prosedur.  Tapi itu tadi, lelaki 48 tahun ini heran saja kok sejauh itu membeli bibit siap salur. Berapa pula ongkos yang musti dikeluarkan, ini sudah lebih besar saja dari harga bibitnya.

"Mestinya PTPN VIII bisa berhemat dengan membikin pembibitan sendiri di Banten atau sekitarnya, hitung-hitung sekaligus membantu masyarakat menyediakan bibit siap tanam," katanya kepada elaeis.co

Ketua DPW Apkasindo Banten, Wawan, juga berpendapat sama. Mestinya PTPN VIII bisa menjadi pendobrak ketersediaan bibit siap salur di tengah perkebunan kelapa sawit masyarakat, bukan malah menyelamatkan diri sendiri. 

"Kami sudah lama berharap ke BUMN ini. Sesuai mottonya "BUMN untuk Indonesia", PTPN VIII mestinya hadir untuk masyarakat petani sawit. Tapi itu tadilah, harga TBS petani kami saja terendah se-Indonesia. Enggak sesuai motto itu dengan kenyataan," katanya. 

Pernyataan Apkasindo ini tentu masih harus diimbangi dengan tanggapan dari pihak PTPN VIII. Elaeis.co akan berusaha secepatnya untuk mendapatkan tanggapan itu. 


Catatan;
Dari penelusuran elaeis.co, Darna catenatus dan bradleyi adalah sama-sama ulat api. Darna catenatus biasa dijumpai terbatas di Sulawesi, bisa menyebabkan kerusakan berat pada daun. 

Seperti dilansir wiilsenekasaputra.blogspot.com, larva Darna Catenatus pada instar awal berwarna kehijauan. Selanjutnya akan kelihatan garis kebiruan di punggung. 

Bagian tengah larva mengecil dengan panjang sekitar 14-15 mm dan lebar 5-7 mm. Ngengat betina berwarna kelabu dengan rentang sayap 10-14 mm. 

Sementara yang jantan berwarna lebih terang dengan rentang sayap 8-10 mm. Kepompongnya agak bulat, berwarna cokelat muda, berukuran 7 x 5 mm, melekat di bagian bawah daun, di sepanjang tulang daun atau di pangkal pelepah. 

Darna (Ploneta) bradleyi. Jenis ini sering dijumpai di Sumatera dan Kalimantan, menyerang mulai dari daun bawah. 

Ngengat Darna bradleyi berwarna coklat muda, dengan sisik-sisik yang lebih halus serta sedikit lebih kecil.

Larva muda memanjang dengan punggung berwarna gelap dengan dua garis putih kekuningan di bagian samping, selanjutnya terdapat bercak kuning di tengah punggung, panjangnya 15 mm. 

Ngengat jantan berwarna kelabu dengan rentang sayap 9-10 mm, dan yang betina lebih pucat dengan rentang sayap 11-12 mm. 

Komentar Via Facebook :