Berita / Sumatera /
Bursa CPO Sudah Meluncur, Harga Sawit di Bengkulu Masih Belum Teratur
Bengkulu, elaeis.co - Bursa Crude Palm Oil (CPO) Indonesia yang resmi beroperasi pada Jumat (20/10), belum dirasakan manfaatnya oleh petani sawit di Provinsi Bengkulu. Pasalnya, harga TBS sawit belum terdongkrak atau masih berkutat di angka Rp2 ribuan.
Kendati begitu, Wakil Ketua Kadin Provinsi Bengkulu, Arnop Wardin yakin harga TBS petani akan segera terdongkrak karena kehadiran bursa CPO Indonesia.
"Tahap awal memang belum mampu mendongkrak harga TBS sawit petani. Namun seiring berjalannya waktu, akan naik. Karena dengan adanya bursa CPO, Indonesia tidak perlu lagi menggunakan harga pasar luar negeri," kata Arnop, kemarin.
Arnop mengatakan, bursa CPO Indonesia sudah lama dinanti oleh pengusaha maupun petani sawit di Bengkulu karena akan ada upaya untuk mengontrol harga komoditas sawit di tingkat regional.
Namun, tantangan seperti fluktuasi harga global dan peningkatan persaingan di pasar internasional, dinilai tetap menjadi faktor yang mempengaruhi harga kelapa sawit dalam negeri.
"Kita berharap kehadiran bursa mampu menjawab tantangan fluktuasi harga global dan peningkatan persaingan di pasar internasional," tuturnya.
Kendati perubahan harga TBS belum ada, para petani sawit tetap berharap bursa CPO akan memberikan manfaat jangka panjang. Mereka percaya bahwa dengan adanya bursa CPO, akan memiliki kendali lebih besar atas harga kelapa sawit.
"Kami masih menantikan dampak positif dari kehadiran bursa CPO. Semoga saja bisa meningkatkan kesejahteraan petani di masa yang akan datang," Ketua Aliansi Petani Kelapa Sawit (APKS) Bengkulu, Edy Mashury, menambahkan.
Menurut Edy, Bursa CPO merupakan kunci untuk mengurangi ketergantungan terhadap harga pasar internasional, dan memberikan stabilitas harga yang lebih besar bagi para petani kelapa sawit dalam negeri.
"Kita yakin bursa CPO akan bermanfaat bagi petani. Seiring waktu, pengaruhnya akan terasa bagi petani," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :